Harga Minyak Diperkirakan Sentuh 15 Dolar AS Per Barel
Pemerintah masih akan menghadapi tantangan yang besar pada tahun ini, seperti terus merosotnya harga minyak mentah dunia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah masih akan menghadapi tantangan yang besar pada tahun ini, seperti terus merosotnya harga minyak mentah dunia.
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad mengatakan, harga minyak sebelumnya pernah stabil pada kisaran 100 dolar AS per barel selama kurang lebih tiga setengah tahun, tapi sejak 2014 harga minyak terus menurun.
"Harga minyak diperkirakan akan berada pada kisaran antara 15 dolar AS sampai 20 dolar AS per barel," ujar Fadel dalam diskusi Menuntaskan Reformasi Struktural, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Menurut Fadel, jika harga minyak dunia mengalami penurunan sebesar 20 persen, maka hal ini positif untuk menekan laju inflasi dan biaya logistik minyak bisa menurun 20 persen.
Namun, jika harga minyak menurun hingga 75 persen, maka kondisi ini akan berpengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia karena dampaknya bisa menurunkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor minyak dan gas bumi.
"Penerimaan sektor migas akan kembali tercapai sebesar 12,86 miliar dolar AS dari target yang ditetapkan senilai 14,99 miliar dolar AS, hampir dapat dipastikan penerimaan sektor migas hanya akan mencapai 85,79 persen dari target," tutur Fadel.
Program-program pemerintah mulai dari infrastruktur hingga energi, kata Fadel, dapat menjadi landasan bagi laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, APBN 2016 perlu dikaji ulang agar bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkesinambungan.
"Faktor lain yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi adalah realisasi pengeluaran belanja APBN yang tepat waktu dan sasaran," ucapnya.