Pemerintah Diminta Dukung Industri Permesinan dan Perkakas Lokal
ASIMPI memprediksi pasar produk permesinan dan perkakas di dalam negeri akan terus tumbuh tahun ini.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI) memprediksi pasar produk permesinan dan perkakas di dalam negeri akan terus tumbuh tahun ini.
Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah yang mendorong pembangunan infrastruktur di segala bidang.
Namun, pemenuhan kebutuhan produk permesinan dan perkakas di dalam negeri belum mampu dilakukan sepenuhnya oleh industri lokal. Hal terlihat dari nilai impor produk permesinan dan perkakas yang mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Ketua ASIMPI Rudy Andriyana mengatakan, pada 2014 impor produk permesinan dan perkakas Indonesia mencapai 1,3 miliar dolar AS. Sedangkan pada tahun ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar dolar AS.
"Nilai impor pada 2014 1,3 miliar dolar AS. Tahun lalu hingga Agustus itu 700 juta dolar AS. Pada tahun ini mungkin bisa naik menjadi 1,5 miliar dolar AS. Jadi pasar kita memang besar sekali," ujarnya, Senin (28/3/2016).
Menurut Rudy, besarnya arus produk permesinan dan perkakas impor yang masuk ke Indonesia sebenarnya tidak perlu dihadang. Namun, pemerintah harus bisa membujuk produsen dari produk-produk tersebut untuk mau berinvestasi di dalam negeri dan bekerjasama dengan industri lokal.
"Produk perkakas dari asing itu sebenarnya tidak perlu dilawan, tapi dicari cara bagaimana bisa berkontribusi besar di dalam negeri dengan membuka pabrik. Kalau belum bisa bangun merk lokal kita bisa bangun secara bertahap. Kita sedang berjuang membangun industri ini baik membangun merek sendiri atau bekerjasama dengan investor," kata dia.
Sementara itu, Ketua Gabungan Asosiasi Permesinan dan Pengerjaan Logam (GAMMA), Dadang Asikin mengatakan, agar dapat mendorong investasi di sektor permesinan dan perkakas di dalam negeri, maka membutuhkan dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.
Dukungan tersebut, lanjut Dadang, bisa berupa penurunan bea masuk bahan baku, penurunan pajak pertambahan nilai (PPN) produk dan penunjukan kontraktor-kontraktor lokal dalam proyek pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot oleh pemerintah.
Jika proyek-proyek tersebut dikerjakan oleh pihak lokal, maka otomatis juga akan mengajak industri di dalam negeri dalam memproduksi komponen dan permesinannya.
"Pasar permesinan dan perkakas kita ini tergantung dari pembangunan industri dan EPC (engineering, procurement and construction) lokal. Ini sangat berpengaruh terhadap penyerapan industri lokal. Misalnya jika proyek 35 ribu MW itu dikerjakan oleh kontraktor lokal, sudah pasti anggota Gamma pasti diajak. Tapi saat EPC-nya itu Korea dan China agak sulit," kata dia.
Selain itu, untuk menarik investor di industri permesinan dan perkakas juga dapat dilakukan melalui penyelenggaraan pameran di dalam negeri. Salah satu pameran permesinan dan perkakas yang akan digelar pada tahun ini yaitu Indonesia Hardware Show (IHS) 2016.
Pameran yang akan digelar untuk kedua kalinya ini akan berlangsung pada 28-30 September 2016 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Pameran ini akan menampilkan produk-produk permesinan dan perkakas dengan inovasi teknologi terkini baik lokal maupun internasional.
Melalui ajang pameran ini diharapkan akan menjadi wadah bagi investor yang ingin mengetahui kondisi pasar di Indonesia. Selain itu, melalui ajang ini produk permesinan dan perkakas Indonesia bisa unjuk gigi di depan para buyer internasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.