Transaksi 'Mobile Banking' Ternyata Rawan Kejahatan Siber
Layanan keuangan perbankan kini semakin mudah dengan adanya teknologi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan keuangan perbankan kini semakin mudah dengan adanya teknologi.
Internet banking ataupun mobile banking dapat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja, tanpa perlu ke bank atau menggunakan mesin ATM.
Akan tetapi, Anda pun patut waspada apabila bertransaksi dengan layanan semacam itu.
Pasalnya, risiko kejahatan siber menghantui para nasabah yang bertransaksi menggunakan internet banking ataupun mobile banking.
"Mobile banking tidak aman, makanya saya tidak pernah mau bertransaksi dengan mobile banking. Yang besar saja saya bisa ketipu, apalagi yang kecil layarnya," kata Ketua Tim Koordinasi dan Mitigasi Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional Kemenko Polhukam Gildas Deograt Lumy di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Gildas mengaku lebih memilih untuk bertransaksi dengan internet banking ketimbang mobile banking.
Meskipun pada dasarnya memiliki teknologi yang sama, internet banking dan mobile banking tetap memiliki perbedaan.
"Internet banking pakai browser umum, kalau mobile banking pakai aplikasi yang disediakan bank. Secara umum sebenarnya sama," kata Gildas.
Dalam internet banking, kata Gildas, tidak ada data nasabah yang disimpan di dalam sistem.
Sementara itu, dalam mobile banking, data perbankan nasabah tersimpan di dalam aplikasi.
Inilah yang membuat potensi risiko kejahatan siber pada mobile banking lebih besar.
Meskipun demikian, Gildas mengatakan, belum ada data yang menunjukkan bahwa kejahatan dalam transaksi mobile banking lebih besar persentasenya dibandingkan internet banking.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)