TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Prada SpA, produsen benda mode mewah asal Italia, berencana memperkenalkan produk tas tangan dengan harga yang lebih murah.

Prada juga akan menggenjot bisnis online untuk mendorong penjualan yang stagnan selama 2 tahun belakangan.

Perusahaan asal Milan, Italia, ini juga menutup beberapa tokonya dan menurunkan harga produk baru di tiap kawasan hingga 10 persen.

Segala upaya ini harus dilakukan, pasalnya Prada baru saja melaporkan laba terendah dalam 5 tahun.

Analis dari Sanford C Bernstein menyatakan, kinerja Prada yang melorot ini lantaran melemahnya permintaan di China, penguatan kurs dollar AS, dan penyerangan teroris di Eropa.

Selain itu, produk tas tangan Prada dinilai terlalu mahal dan lambat untuk dijual secara online.

"Kami tengah bekerja secara mendalam untuk memenuhi semua kisaran harga," kata Strategic Marketing Director Stefano Cantino seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/4/2016).

Cantino menuturkan, Prada kini berencana memperkenalkan lebih banyak produk dengan rentang harga antara 1.200 euro atau 1.370 dollar AS dan 1.400 euro.

Ia memandang, ada permintaan yang kuat akan produk dengan konsep baru semacam ini. Cantino pun menyatakan, Prada akan menggenjot penjualan e-commerce hingga dua kali lipat dalam 2 tahun.

Caranya, Prada akan menambah jumlah kategori yang akan dijual secara online, khususnya sepatu dan mengekspansi kegiatan di media sosial.

"Prada tidak berencana menjual busana di internet. Kami lebih memilih menjualnya secara langsung kepada konsumen di 618 toko kami," jelas Cantino. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)