Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Semen Gresik Group Siap Jajakan Semen ke Australia

SMGR sudah menerima permintaan yang masuk dari calon pembeli dari Australia.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Semen Gresik Group Siap Jajakan Semen ke Australia
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Membanggakan Bangsa: Sejumlah pekerja memasang reklame iklan Semen Gresik di Bukit Gajah Mungkur, jalan Siranda, Kota Semarang, Jateng, Selasa (29/10/2013). (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus melebarkan sayap ekspansi ke luar negeri di tengah kelebihan pasokan dalam negeri. Terbaru, perseroan ini melirik Australia untuk membuka pasar baru semen.

Saat ini, SMGR masih menjajaki potensi pasar semen Negeri Kanguru tersebut. Harapannya, semester II tahun ini sudah bisa mengekspor semen.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, mengatakan, perusahaan ini masih menjajaki potensi pasar Negeri Kanguru dan berharap bisa ekspor pada semester kedua. Emiten saham ini tengah melakukan survei pasar.

SMGR sudah menerima permintaan yang masuk dari calon pembeli dari Australia. Tapi saat ini emiten semen ini masih belum mengantongi kontrak ekspor.

"Nanti permintaan itu bakal ditopang pabrik Tuban dan Tonasa, tapi memang kami belum dapat kontraknya," ungkap Agung, Selasa (12/4/2016).

Sampai dengan Februari lalu, ekspor SMGR baru menyentuh 40.000 ton, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 76.000 ton. Angka ekspor ini masih sangat jauh dibandingkan total penjualan semen SMGR.

Negara tujuan ekspor SMGR antara lain Mauritius, Maladewa, Timor Leste, Bangladesh dan Sri Lanka. Untuk ekspor, SMGR masih mengandalkan Semen Padang dan Tonasa. "Semoga tahun ini bisa mendapat kontrak dari Australia.

Berita Rekomendasi

Ekspor itu bukan karena kami kelebihan pasokan tapi memang punya pasar di luar negeri," lanjut Pupung.

Yosua Zisokhi, Analis MNC Securities, mengatakan, langkah SMGR membuka peluang pasar di luar negeri itu merupakan sesuatu yang baik. Apalagi saat ini industri semen dalam negeri diperkirakan hanya tumbuh maksimal 5%.

Ditambah lagi dengan banyaknya pesaing, kelebihan pasokan semen pun mengintai. Oversupply semen ini diprediksi bakal menyentuh angka 10 juta ton per tahun.

"Ekspor ke Australia rencana yang oke. Saya lihat, SMGR harus menggarap ekspor karena ada potensi kelebihan supply semen di dalam negeri," kata Yosua.

Kelebihan pasokan semen ini bisa menekan harga jual. Pendapatan emiten bubuk abu-abu pun berpeluang tertekan.

"Kalau tidak mau jual, harus stok di gudang dan ini jadi biaya lagi, makanya harus dijual keluar dengan hitung-hitungan yang cermat," ujarnya.

Diversifikasi penjualan SMGR ini masih seujung kuku ketimbang pasar domestik.Yosua mengatakan, industri semen domestik baru berpeluang membaik pada akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018. Jadi, perluasan pasar, meski sedikit, akan menambah pendapatan emiten.

Pupung mengatakan, kinerja penjualan semen SMGR pada kuartal I tahun ini tidak jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu.

Sampai Februari, SMGR mampu menjual semen sebanyak 4 juta ton atau menurun 2,4% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,1 juta ton.

Reporter: Andy Dwijayanto

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas