AISKI Dukung Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa di Lingga
Kecamatan Singkep Selatan, Lingga memiliki potensi buah kelapa mencapai angka sekitar 3 juta butir per tahun.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) mendukung program pengembangan dan penumbuhan industri agro di daerah, khususnya industri pengolahan kelapa dan turunannya di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau yang digagas Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) AISKI, Ady Indra Pawennari usai mengikuti rapat kelompok kerja (Pokja) rencana aksi pengembangan dan penumbuhan industri agro Provinsi Kepulauan Riau di Kings Hotel, Batam, Selasa, (19/4/2016).
Hadir dalam rapat kelompok kerja tersebut, Kepala Bagian Program Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Muhammad Iqbal Karana, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau, Saut M Siallagan, konsultan pendamping dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Sapta Raharja, serta sejumlah perwakilan perusahaan industri agro di wilayah Kepulauan Riau.
“Sejak tahun 2012 lalu, AISKI sudah menjalin kemitraan dengan Kementerian Perindustrian dalam pengembangan industri sabut kelapa di Indonesia. Kementerian Perindustrian menyiapkan bantuan fasilitasi sarana produksinya, sedangkan AISKI berperan sebagai pendamping teknologi dan pasarnya,” ungkap Ady.
Menurut pria peraih anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi ini, salah satu daerah yang memiliki kesiapan untuk pengembangan industri agro berbasis kelapa dan turunannya di wilayah Kepulauan Riau adalah Kabupaten Lingga, tepatnya di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan.
“Kabupaten Lingga ini merupakan salah satu daerah penghasil buah kelapa terbesar di Kepulauan Riau. Namun, industri pengolahan kelapanya belum ada. Bahkan, sabut kelapanya dibiarkan terbuang layaknya sampah. Padahal, sabut kelapa ini bisa diolah menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi,” beber Ady.
Berdasarkan catatan AISKI, Kecamatan Singkep Selatan, Lingga memiliki potensi buah kelapa mencapai angka sekitar 3 juta butir per tahun.
Dengan demikian, daerah ini memiliki potensi produksi serat sabut kelapa (coco fiber) sekitar 450 ton per tahun dan serbuk sabut kelapa (coco peat) sebanyak 1.170 ton per tahun.
Setiap butir sabut kelapa rata-rata menghasilkan coco fiber sebanyak 0,15 kilogram dan coco peat sebanyak 0,39 kilogram.
Harga penjualan coco fiber di pasar dalam negeri saat ini berkisar Rp2.500 – Rp3.500 per kilogram dan coco peat berkisar Rp1.500 – Rp2.500 per kilogram.