Rupiah Diprediksi Menguat Pekan Depan
“Ini meredam katalis negatif dari dalam negeri yaitu tingginya permintaan pelaku pasar akan dollar AS memasuki akhir bulan.”
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tren positif penguatan rupiah disinyalir masih bisa berlanjut pada awal pekan ini. Jumat (29/4/2016) lalu rupiah di pasar spot menguat tipis 0,08 persen ke level Rp 13.180 per dollar AS.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, valuasi rupiah stagnan di level Rp 13.204 per dollar AS.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menilai, faktor dibalik penguatan rupiah pada akhir pekan lalu bersumber dari masih tingginya minat pelaku pasar terhadap Surat Utang Negara (SUN).
Laporan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 28 April 2016 menyebutkan, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) domestik mencapai Rp 624,95 triliun.
“Ini meredam katalis negatif dari dalam negeri yaitu tingginya permintaan pelaku pasar akan dollar AS memasuki akhir bulan,” ujar Christian.
Dari sisi eksternal, keputusan Bank of Japan (BoJ) mempertahankan pelonggaran stimulusnya jadi kekuatan bagi mata uang Asia lainnya.
Hal itu pula, menurut Christian, bisa jadi kekuatan bagi pergerakan rupiah pada Senin (2/5/2016).
Terutama jika data manufaktur PMI Jepang April 2016 dirilis positif, maka bisa lebih mendukung pergerakan rupiah. Sebelumnya, China melaporkan data manufaktur per April 2016 stabil di atas level 50 yakni 50,1.
“Paling tidak selama mata uang Asia seperti China dan Jepang dipandang positif, rupiah bisa jaga level pergerakannya,” prediksi Christian. Hanya saja rentang penguatan yang akan terjadi lebih sempit.
Reporter: Namira Daufina