Pasca-Merger, Penjualan Nokia Malah Melorot 8 Persen
Penjualan turun 17% di Amerika Utara, yang merupakan pasar terbesarnya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, FINLANDIA- Penjualan peralatan jaringan seluler Nokia melosot pada kuartal pertama tahun ini.
Realisasi penjualan bahkan lebih buruk dari perkiraan pasar. Kinerja Nokia terbebani proses integrasi dengan Alcatel-Lucent, sebab pelanggan menunda pemesanan baru sembari menunggu produk baru hasil penggabungan usaha.
Seperti diketahui, pada awal tahun ini, perusahaan asal Finlandia ini mencaplok perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi asal Amerika, Alcatel-Lucent.
Nokia merogoh kocek sebesar € 15,6 miliar atau setara US$ 17,8 miliar untuk akuisisi tersebut. Merger bisnis dilakukan supaya bisa lebih bersaing dengan kompetitor, Ericsson dan Huawei.
Pada kuartal pertama di 2016, Nokia mencatatkan, penjualan peralatan jaringan seluler turun 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi € 5,18 miliar.
Kinerja tersebut lebih buruk dari prediksi rata-rata analis hasil survei Reuters yang mencapai € 5,51 miliar.
Penjualan turun 17% di Amerika Utara, yang merupakan pasar terbesarnya.
Selain itu, penjualan di Timur Tengah juga melorot 11%, lalu turun 6% di Asia-Pasifik dan menyusut 5% di China.
Namun, penjualan di Amerika Latin berhasil tumbuh 6%.
"Beberapa pelanggan kami sedikit menahan diri sambil menunggu roadmap hasil penggabungan baru usaha kami," kata Chief Financial Officer Timo Ihamuotila seperti dikutip Reuters, Selasa (10/5). Seperti diketahui, pasca Nokia dan Alcatel bersinergi, portofolio produk bakal menyusut.
"Namun, kami tidak melihat bahwa kami kehilangan salah satu pelanggan utama kami," katanya.
Analis Inderes Equity Research Mikael Rautanen menyebut, bisnis sedang tertekan oleh melemahnya penjualan smartphone.
Nokia pernah menguasai bisnis handset global, tetapi gagal bersaing di era smartphone dengan munculnya iPhone Apple pada 2007 lalu. Akibatnya, Nokia menjual unit telepon kepada Microsoft.
Sepanjang tahun ini, kinerja Nokia diperkirakan masih akan melambat. Pada 2016, Nokia memperkirakan penjualan jaringan dan margin operasi turun lebih dari 7%.
Namun, analis memperkirakan, margin akan naik 11,6% pada 2018, setelah pemotongan biaya untuk merger rampung.
Reporter: Dupla Kartini