Keputusan terbaru The Fed Bikin Rupiah 'Panas Dingin'
"Para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung sembari menanti hasil FOMC apakah dovish atau hawkish."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Rupiah terkulai di hadapan dollar Amerika Serikat. Pasar harap-harap cemas menanti catatan hasil rapat The Fed dalam pertemuan akhir April lalu.
Di pasar spot, Rabu (18/5/2016), rupiah melemah 0,64 persen ke Rp 13.380 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia memperlihatkan, rupiah melemah 0,3 persen menjadi Rp 13.319 per dollar AS.
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, rupiah melemah lantaran pasar mengantisipasi catatan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (19/5/2016) dini hari.
"Para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung sembari menanti hasil FOMC apakah dovish atau hawkish," kata dia.
Dari dalam negeri, pergerakan rupiah kurang bersemangat setelah perbankan besar mencatatkan kenaikan non performing loan (NPL) pada kuartal I 2016. Ini mengindikasikan ekonomi domestik masih lesu.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata ,memprediksi, hasil rapat FOMC cenderung dovish lantaran perkembangan ekonomi AS belum benar-benar pulih.
The Fed mungkin mempertahankan bunga, setidaknya hingga semester pertama tahun ini.
Josua menduga hari ini (19/5/2016) Rupiah menguat di kisaran 13.300 – 13.400. Sementara Andri memprediksi, melemah di 13.350 hingga 13.390.
Reporter: Wuwun Nafsiah l Kontan