Hacker Dilaporkan Berhasil Membobol Sejumlah Bank, Curi Jutaan Dollar
Sistem perbankan global tengah mendapat serangan hebat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sistem perbankan global tengah mendapat serangan hebat.
Untuk ketiga kalinya, Hacker membobol sistem perbankan global dan mencuri jutaan dollar Amerika.
Adapun metode yang digunakan para Hacker untuk menyerang bank di Vietnam dan Bangladesh hampir serupa dengan yang terjadi di Ekuador setahun lalu.
Sekadar infromasi, serangan sistem perbankan yang terjadi pada Januari 2015 di Banco del Austro digambarkan pada berkas tuntutan oleh bank di pengadilan federal New York. Hal itu diakhiri dengan situasi di mana para pencuri mentransfer dana senilai US$ 12 juta ke sejumlah rekening di Hong Kong, Dubai, New York, dan Los Angeles.
Tuntutan yang pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal ini hanya terjadi selang seminggu setelah jaringan komunikasi bank global SWIFT menginstruksikan nasabahnya untuk mengamankan jaringan komputer lokal mereka.
SWIFT, atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, mengingatkan konsumen bahwa dua serangan hacker yang terjadi sebelumnya di Bangladesh dan Vietnam merupakan bagian dari aksi yang lebih luas dan terorganisir.
Para hacker menargetkan bank-bank di Asia dengan mengikuti pola yang dideskripsikan oleh Banco del Austro:
1. Hacker menggunakan malware untuk menghindari sistem keamanan lokal bank
2. Hacker berhasil menembus akses ke jaringan email SWIFT
3. Pesan penipuan dikirim melalui SWIFT untuk memulai transfer dana dari rekening bank-bank besar
Hacker sangat memahami kelemahan bank-bank kecil yang tidak mampu meningkatkan pertahanan sistem perbankan mereka. Jika para hacker mampu menembus sistem bank yang lemah, mereka dapat mengajukan permintaan transfer untuk menarik dana dari bank yang lebih besar.
"Sayangnya, risiko ini bukanlah hal yang baru. Seiring perkembangan teknologi, hacker menjadi lebih canggih," jelas pengacara Banco del Austrp pada 31 Maret lalu berdasarkan berkas pengadilan.
Juru bicara SWIFT pada Jumat (20/5) kemarin bilang, jaringan mereka belum diperingatkan mengenai insiden Banco del Austro.
"Kami harus diinformasikan oleh nasabah saat terjadi fraud jika terkait dengan produk dan layanan kami, sehingga kami dapat menginformasikan dan menyokong komunitas yang lebih luas lagi," jelas Natasha de Teran.
Dia menambahkan, SWIFT sudah menghubungi bank-bank lain demi mendapatkan informasi lebih dan mengingatkan nasabah atas kewajiban mereka dalam membagikan informasi.
Pada kasus Bangladesh Bank, Hacker menggunakan taktik untuk mentransfer dana keluar dari rekeningnya di New York Fed. Sayangnya, investigator belum mempublikasikan siapa tersangka dalam kasus ini.
Dana dari Banco del Austro disimpan dalam rekening di Wells Fargo. Dalam tuntutan pengadilan yang diajukan, bank Ekuador menuduh Wells Fargo gagal untuk mengenali dan menghentikan transfer dana yang mencurigakan.
Wells Fargo membantahnya.
"Wells Fargo sesuai prosedur memproses instruksi via wire yang diterima dari pesan SWIFT dan sistem komputer Wells Fargo tidak berkompromi dengan jalan apapun," jelas juru bicara Wells Fargo.
Sumber: Money.cnn