Industri Otomotif Indonesia Masih Tertinggal dari Thailand
“Tidak menutup kemungkinan investor otomotif dari negara Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP) lebih memilih Thailand."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Industri Otomotif Indonesia, beberapa tahun ke belakang memang terus mengalami pertumbuhan.
Namun, bila dibandingkan dengan Thailand, masih tertinggal, baik dari sisi produksi maupun kinerja ekspor.
Bahkan, target produksi kendaraan yang dicanangkan Negeri Gajah Putih pada 2019 bisa tembus 3 juta unit per tahun, sedangkan Indonesia di 2020 ditargetkan mampu memproduksi mobil sebanyak 2 juta unit.
Menurut Sekretaris Jenderal Institut Otomotif Indonesia (IOI) Yanuarto Widihandono, sudah bukan rahasia umum lagi jika daya saing Industri Otomotif Indonesia lebih rendah dibandingkan Thailand.
Hal itu terjadi karena infrasturktur dan secara teknologi jauh lebih berkembang.
“Tidak menutup kemungkinan nanti investor otomotif dari negara perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP) lebih memilik Thailand ketimbang Indonesia,” kata Yanuarto dalam acara Focus Group Discussion (FGD) oleh Forwin di Gedung Kemenperin, Rabu (1/6/2016).
Jika seperti itu, lanjut Yanuarto, dampak lain adalah meluas pada meningkatnya indeks daya saing produk otomotif internasional (International Competitive Index for Automotive Products) Thailand yang tahun lalu berada di 0,49.
Sementara itu, timbul juga kemungkinan peringkat Indonesia di indeks yang sama akan memburuk dari posisi tahun lalu yang sebesar -0,23.
“Kalau daya saing rendah, maka ada kemungkinan Indonesia akan banyak yang mengimpor. Tetapi, ada satu permasalahan, yakni Indonesia masih lemah di material, sedangkan Thailand unggul di tier satu yang lebih banyak mengutamakan transfer teknologi,” ujar Yanuarto.
Penulis: Aditya Maulana