Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Foxconn Resmi Akuisisi 66 Persen Saham Sharp

Foxconn secara resmi telah mengakuisisi 66 persen saham Sharp setelah terbukti bebas dari masalah antitrust serta investasi inbound dan outbond

zoom-in Foxconn Resmi Akuisisi 66 Persen Saham Sharp
Foxconn
Karyawan Pabrik Foxconn 

TRIBUNNEWS.COM - Foxconn secara resmi dan sah telah mengakuisisi 66 persen saham Sharp.

Akuisisi tersebut bukanlah pekara mudah.

Nilai akuisisi yang besar, serta arah industri yang bisa berubah membuat pemerintah harus ikut campur, untuk mencegah terjadinya monopoli pasar.

Izin tersebut akhirnya terwujud, setelah Kementerian Investasi Taiwan melakukan evaluasi terhadap investasi inbound (investasi dari luar negeri) dan outbond (investasi dari dalam negeri) terhadap kedua perusahaan tersebut.

Fair Trade Commission Taiwan juga mengatakan bahwa proses akuisisi 66 persen saham Sharp ini bebas dari masalah antitrust (monopoli).

Sehingga seluruh proses selanjutnya sudah bisa dilakukan.

Sharp yang didirikan pada tahun 1912, merupakan salah satu perusahaan teknologi tertua di Jepang.

Berita Rekomendasi

Para pejabat Jepang sebenarnya tidak ingin Sharp jatuh ke tangan asing.

Itu karena perusahaan tersebut mempunyai teknologi panel layar berkualitas tinggi.

Namun, akhirnya Sharp memilih Foxconn setelah menolak tawaran akuisisi dari konsorsium perusahaan teknologi yang didukung oleh pemerintah dan investor Jepang.

Akuisisi yang dilakukan terhadap Sharp pada Maret lalu, nilainya mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp. 46 triliun untuk dua pertiga saham tak lepas.

Tindakan tersebut merupakan upaya Foxconn untuk semakin memperkuat pengaruhnya di sektor manufaktur, karena akan memberikan kesempatan untuk menguasai teknologi layar besutan Sharp yang dikenal berkualitas tinggi.

Terlebih, Sharp memiliki beberapa paten kunci berhubungan dengan layar yang akan dimanfaatkan Foxconn saat memperluas bisnis panel layarnya.

Akuisisi Nokia

Setelah akuisisi Sharp, pada pertengah Mei 2016, Foxconn melalui anak perusahaannya FIH Mobile, membeli bisnis feature phone Nokia dari Microsoft.

Nilai transaksi pembelian ini mencapai hingga US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Lewat pembelian ini, 4.500 karyawan Microsoft divisi feature phone akan dipindahkan ke FIH Mobile.

Tak hanya itu, Microsoft juga menyerahkan nama Nokia, termasuk software feature phone, layanan, kontrak serta perjanjian lainnya ke anak perusahaan Foxconn tersebut.

Nokia sendiri direncanakan akan digunakan sebagai merek untuk perusahaan baru yang diberi nama HMD global.

Perusahaan tersebut akan memproduksi serta menjual smartphone dan tablet android.

Dikenal karena dominasinya sebagai manufaktur oursourcing, membuat Foxconn populer dengan perusahaan dari Eropa, Jepang, dan Amerika yang ingin mengurangi biaya tenaga kerja tanpa mengorbankan kualitas.

Bahkan kualitas tinggi telah menjadi standar yang tidak bisa dikompromi sehingga dipercaya oleh Apple untuk memproduksi smartphonenya.

Nama Foxconn semakin melambung karena dikenal sebagai pabrikan untuk Iphone dan Ipad.

Hingga saat ini pun Apple merupakan salah satu top ranking product line dari Foxconn.

Apple memang telah menjadi klien utama sekaligus terbesar, tapi banyak juga beberapa perusahaan terkemuka yang mempercayakan produknya untuk dibuat Foxconn.

Di sektor smartphone ada Apple, Amazon, Sony, BlackBerry.

Pada sektor Table ada iPad, Amazon Kindle, dan Sony Xperia.

Dengan list klien di atas, hal ini menunjukkan bahwa Foxconn merupakan pabrikan besar dan terpercaya para produk kelas dunia.

Pabrikan Elektronik Terbesar Dunia

Kini, Foxconn telah menjadi pabrikan kontraktor elektronik terbesar di dunia dan menjadi perusahaan teknologi informasi terbesar ketiga di dunia dalam hal pendapatan.

Perusahaan yang berkantor di Taiwan tersebut masuk dalam 32 perusahaan teratas versi Forbes 500.

Dengan revenue US$ 148 Billion dan jumlah karyawan mencapai sekitar 1,5 juta, serta memiliki hak paten lebih dari 54 ribu di seluruh dunia.

Kesuksesan Foxconn sendiri tidak lepas dari sosok hebat, Terry Gou.

Pria yang memiliki nama asli Gou Tai-ming ini lahir pada 8 Oktober 1950 dari keluarga kelas menengah.

Ayahnya adalah seorang polisi yang berasal dari Tiongkok.

Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia menjadi buruh pabrik karet sampai berusaha 24 tahun.

Setelah memiliki modal, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Dengan total modal US$ 7.500 atau sekitar Rp 101 juta, Ia mendirikan Hon Hai Precision Industry Company Ltd atau lebih dikenal dengan nama Foxconn.

Kini Foxconn menjelma sebagai perusahaan raksasa dunia berkualitas tinggi di bidang manufaktur.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas