Banyak Preman di Terminal BBM Teluk Kabung, Padang, Pertamina Minta Jaminan Keamanan Polri
TBBM Teluk Kabung sementara tidak beroperasi setelah terjadi tindak premanisme di areal filling point yang merupakan ring satu TBBM Teluk Kabung.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akhirnya kembali membuka layanan operasi Terminal BBM Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat setelah fasilitas Obvitnas tersebut sempat jadi sasaran aksi premanisme.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan pengoperasian TBBM Teluk Kabung dimulai sekitar pukul 11.00 WIB hari ini, Rabu (8/6).
Layanan kepada masyarakat umum menjadi pertimbangan dan perhatian utama dari keputusan pengoperasian kembali TBBM Teluk Kabung.
Namun, kata Wianda, Pertamina secara tegas meminta jaminan pengamanan untuk objek vital nasional kepada aparat terkait dari tindak premanisme agar tidak terulang.
Selain itu, aparat hukum juga diminta tegas menindak para pelaku kerusuhan dan premanisme di filling point TBBM Teluk Kabung.
"Kami juga mengingatkan bahwa TBBM Teluk Kabung adalah obvitnas (objek vital nasional) yang dilindungi oleh negara sehingga aksi rusuh dan premanisme yang terjadi Selasa (7/6/2016) lalu tidak sepatutnya terjadi," ujar Wianda, Rabu (8/6/2016).
TBBM Teluk Kabung sementara tidak beroperasi setelah terjadi tindak premanisme di areal filling point yang merupakan ring satu TBBM Teluk Kabung.
Bermula dari kontrol yang dilakukan oleh Operation Head (OH) TBBM Teluk Kabung pada 13.00 WIB ke lapangan dan menemui orang yang tidak dikenal dan tanpa identitas.
OH menegur dan menanyakan identitas dari orang tidak dikenal tersebut, namun yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan identitasnya.
OH memintanya untuk keluar dari area Obvitnas, namun mendapatkan perlawanan sebelum berhasil diamankan oleh petugas sekuriti.
Belakangan, sekitar pukul 13.15 WIB, sekumpulan preman datang menyerbu filling shed dan menyerang OH dan terjadi tindak penganiayaan.
"Untuk itu kami minta jaminan agar aksi premanisme itu tidak terulang kembali dan para pelakunya ditindak tegas," ungkap Wianda.