Satu Armada Tak Boleh Mengudara, Ini Jawaban Indonesia AirAsia
Indonesia AirAsia kembali ingin menekankan komitmennya pada kelancaran dan keselamatan operasional penerbangan serta kenyamanan penumpang
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia AirAsia memberikan klarifikasi tentang temuan Kementerian Perhubungan yang menyebutkan salah satu armada Airbus-nya mengalami masalah pada air traffic service unit (ATSU).
Head of Corporate Secretary and Communication AirAsia Baskoro Adiwiyono, menegaskan pesawat tersebut memang tengah berada dalam rangkaian proses perawatan dan pemantauan yang dilakukan oleh tim maintenance AirAsia, sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh pihak pabrikan pesawat.
"Adapun program perawatan pesawat yang kami laksanakan telah mendapatkan persetujuan dan berlangsung dalam pemantauan secara berkala oleh pihak regulator di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (13/6/2016).
Baskoro menuturkan, Indonesia AirAsia kembali ingin menekankan komitmennya pada kelancaran dan keselamatan operasional penerbangan serta kenyamanan penumpang, terutama jelang periode musim lebaran tahun ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenhub sudah melakukan pemeriksaan uji kelaikan atau ramp check terhadap 253 pesawat hingga pekan lalu.
Pemeriksaan itu dilakukan dalam rangka persiapan angkutan mudik Lebaran 2016. Menurut Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Muhammad Alwi, Kemenhub menemukan sejumlah temuan yang tidak bisa ditolerir. Akibatnya, 3 pesawat dilarang terbang.
"Hasil yang signifikan 3 pesawat itu yang di grounded," ujar Alwi di Jakarta, akhir pekan lalu. Ia mengungkapkan ketiga pesawat yang dilarang terbang yakni B737-300 milik Express Air, Airbus 320-200 mlilik Indonesia AirAsia, dan B737-300 milik Sriwijaya Air.
Kata Alwi, ketiga pesawat itu memiliki masalah yang berulang misalnya temperatur tinggi pada mesin satu B723-300 milik Express Air, masalah pada air trafic service unit (ATSU) pada A30-200 milik Indonesia AirAsia, dan kerusakan pada bagian mesin nomer satu B737-300 milik Sriwijaya Air.
Akibat kerusakan itu, ketiga pesawat harus masuk ke tempat perawatan untuk dilakukan perbaikan.
Pemeriksaan 253 pesawat itu dilakukan oleh banyak tim yang tersebar di 11 bandara. Pemeriksaan satu pesawat biasanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.