Secara Ekonomi, 'Brexit' Tak Berpengaruh Banyak Terhadap Indonesia
Pada 23 Juni 2016, referendum yang dihelat di Inggris memutuskan negara tersebut keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) atau "Brexit".
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada 23 Juni 2016, referendum yang dihelat di Inggris memutuskan negara tersebut keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) atau "Brexit".
Sebanyak 52 persen rakyat Inggris lebih memilih untuk keluar dari UE dengan perolehan suara sebanyak 17.410.742 orang, sedangkan yang memilih tetap bersama UE ada 48 persen dengan perolehan suara sebanyak 16.141.241 orang.
Lalu bagaimana dampak Brexit terhadap perdagangan Indonesia?
Pengamat Intitute for Development of Economic and Finance (INDEF) Akhmad Heri Firdaus mengatakan keluarnya Inggris dari UE tidak akan berdampak besar pada perdagangan Indonesia.
"Ada dampaknya, tapi tidak signifikan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (27/6/2016).
Secara umum, menurut Akhmad, barang-barang impor dari Inggris akan lebih murah.
Itu dikarenakan mata uang poundsterling yang melemah.
"Poundsterling akan terdepresiasi terhadap mata uang lainnya, otomatis ekspor dari negara- negara lain ke Inggris akan menurun, karena mata uang negara lain terapresiasi terhadap poundsterling. Jadi harga barang ekspor dari negara lain ke Inggris menjadi lebih mahal," ujar Akhmad.
Oleh karena itu, Akhmad mengatakan pemerintah Indonesia perlu melakukan diversifikasi tujuan pasar ekspor selain Inggris.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi turunnya ekspor Indonesia ke Inggris.(Achmad Fauzi)