Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masuknya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet kerja Presiden Joko Widodo, membawa sentimen positif untuk pasar modal.

Para investor sudah percaya kehebatan mantan Direktur Bank Dunia tersebut.

"Sentimen positif atas penunjukan ibu Sri Mulyani masuk ke dalam kabinet," ujar Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo kepada Tribunnews.com, Rabu (27/7/2016).

Lucky memaparkan pasar melihat Sri Mulyani punya cukup pengalaman yang memadai dalam kebijakan ekonomi moneter.

Apalagi di 2005 saat kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani sudah lebih dulu menjabat sebagai Menteri Keuangan.

"Pengalaman Sri Mulyani cukup, apalagi sudah menjabat menteri keuangan sebelumnya," kata Lucky.

Lucky menilai Presiden Jokowi memilih Sri Mulyani berdasarkan kebutuhan dan target yang harus dicapai untuk pertumbuhan ekonomi.

Lucky mengingatkan pertumbuhan pada tahun lalu hanya 4,7 persen dan saat ini baru mencapai 4,9 persen, sedangkan target Presiden harus diangka 7 persen pada 2019.

"Sri Mulyani dipilih berdasarkan kebutuhan ekonomi Indonesia saat ini. Artinya pak Jokowi butuh akselerasi dan manuver pertumbuhan ekonomi cukup terpadu, mengemban tugas dan amanah tersebut," kata Lucky.

Dari data penutupan pertama IHSG siang ini ada di level 5.288 basis point pasca Reshuffle kabinet.

Angka tersebut mengalami kenaikan 1,2 persen dari level di pembukaan IHSG sebesar 5.288 basis point.

Sebelumnya diketahui Presiden Jokowi melakukan perombakan besar-besaran di dalam kabinet kerja.

Untuk Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dipindah ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sedangkan Sri Mulyani kembali masuk ke kabinet sebagai Menteri Keuangan.