Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemitraan PT HM Sampoerna Telah Merangkul 27.000 Petani Tembakau

Indonesia, yang juga negara produsen rokok kretek terbesar di dunia, terpaksa mengimpor tembakau dari luar negeri.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Kemitraan PT HM Sampoerna Telah Merangkul 27.000 Petani Tembakau
TRIBUN/HO
Seorang petani tembakau tengah melakukan proses topping disebuah lahan tembakau yang tergabung dalam program Integrated Production System (IPS) di desa Sukowono Jember Jawa Timur (31/7). IPS adalah program kemitraan antara Sampoerna dengan petani melalui pemasok yang telah dijalankan sejak 2009 dan berhasil meningkatkan produktivitas, dari sebelumnya 1 ton per hektare menjadi 1,6 ton per hektare. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna), menjalankan program kemitraan dengan petani tembakau yang dilakukan melalui pemasok daun tembakau Sampoerna.

Program kemitraan atau program Integrated Production System (IPS – Sistem Produksi Terintegrasi) telah dijalankan sejak tahun 2009 di beberapa sentra penanaman tembakau, termasuk di Jember, Jawa Timur

IPS dijalankan melalui kontrak kerja sama dimana para petani mendapatkan pendampingan pertanian, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian, serta jaminan akses pasar yang sangat diperlukan oleh petani.

Mereka juga mendapatkan informasi dan bimbingan mengenai Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices – GAP) untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, produktivitas, serta penghasilan yang diterima dari panen tembakau.

Dengan sendirinya, kesejahteraan para petani tembakau juga akan membaik. Saat ini, sekitar 27.000 petani telah bergabung dalam sistem IPS untuk menggarap lahan tembakau seluas 22.700 hektar.

“Kami berharap, program IPS dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau di Indonesia. IPS didasari oleh prinsip saling menguntungkan. Melalui program ini, Sampoerna sebagai perusahaan bisa mendapatkan jaminan pasokan tembakau yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan. Sementara itu, para petani juga memperoleh jaminan bahwa tembakau yang mereka tanam akan diserap seluruhnya dan dibayarkan dengan harga yang disepakati. Kami berharap program ini dapat didukung oleh kementerian terkait agar kesejahteraan petani tembakau terus meningkat dan pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan pasokan tembakau dalam negeri untuk keperluan industri,” ujar Elvira Lianita, Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications Sampoerna.

IPS dapat menjadi salah satu solusi bagi tantangan kekurangan pasokan tembakau di Indonesia, negara penghasil tembakau terbesar kelima di dunia.

Berita Rekomendasi

Pada tahun 2014, total hasil panen tembakau mencapai sekitar 163.187 ton, sedangkan rata-rata permintaan industri setiap tahun mencapai sekitar 300.000 ton. Akibatnya, Indonesia, yang juga negara produsen rokok kretek terbesar di dunia, terpaksa mengimpor tembakau dari luar negeri.

Kekurangan pasokan tembakau dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain: keterbatasan modal, teknik pertanian tradisional yang tidak efisien, kurangnya dukungan teknis dan infrastruktur pertanian, serta minimnya akses pasar secara langsung oleh petani yang mengurangi keuntungan yang diterima petani.

Muhammad Dahlal, salah seorang peserta program IPS, mengaku merasakan manfaat langsung dari program IPS.

“Sejak bergabung dalam program IPS, saya mendapatkan banyak informasi dan bantuan sehingga kualitas dan jumlah hasil panen tembakau semakin meningkat. Ketika Gunung Raung erupsi tahun kemarin, Sampoerna merupakan satu-satunya perusahaan rokok yang memiliki komitmen untuk tetap membeli tembakau dari petani yang bermitra. Saya bersyukur dapat berpartisipasi dalam program ini. Pemasukan yang saya terima dari hasil panen dapat digunakan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarga saya,” ujar Dahlal.

Selain di kota Jember, program IPS juga diterapkan di beberapa daerah tembakau lainnya seperti Lombok, Wonogiri, Malang, Rembang, Blitar, dan Lumajang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas