Pasokan Berlebih, Sewa Ruang Perkantoran di Jakarta Turun Tajam
"Jakarta mengalami penurunan rental tahunan terbesar yaitu sebanyak 19 persen, diikuti Singapura sebesar 10,4 persen."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA- Konsultan properti Cushman & Wakefield menyatakan tingkat sewa perkantoran di wilayah DKI Jakarta rata-rata mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Diperkirakan, penurunan ini masih akan berlanjut hingga tahun depan.
"Jakarta mengalami penurunan rental tahunan terbesar yaitu sebanyak 19 persen, diikuti Singapura sebesar 10,4 persen," kata Managing Director Research Cushman & Wakefield Asia Pacific, Sigrid Zialcita dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/8/2016).
Menurut dia, tingkat sewa perkantoran di Jakarta diperkirakan juga akan terus turun di masa mendatang karena bakal adanya penyelesaian pembangunan sejumlah gedung perkantoran di ibukota negara Republik Indonesia itu.
Secara keseluruhan pada paruh pertama 2016, , perekonomian Asia-Pasifik dinilai mengalami pertumbuhan stabil meski kondisi eksternal secara global menunjukkan banyak tantangan.
Aktivitas penyewaan ruang perkantoran di kawasan Asia-Pasifik, lanjutnya, utamanya terjadi di sejumlah tempat seperti India, Tokyo di Jepang, Australia, serta untuk pasar tier 1 di China.
Sebelumnya, aktivitas investor asing yang mengincar sektor properti Indonesia meningkat dan diperkirakan bakal terus naik pada periode mendatang.
"Peningkatan aktivitas pasar di triwulan kedua tahun 2016 juga terstimulasi dari beberapa aktivitas investor asing yang berminat masuk ke pasar Indonesia," kata Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia (konsultan properti) Todd Lauchlan, Kamis (21/7/2016).
Menurut Lauchlan, sejauh ini ada beberapa ketertarikan dari investor Hongkong, Singapura, Jepang, dan Korea yang menaruh minat terhadap sektor-sektor seperti residensial untuk luar kota Jakarta, dan ritel di kota-kota sekunder.
Selain itu, minat lainnya antara lain pada perkantoran terutama untuk area Jakarta CBD, dan logistik untuk area industrial di sekitar Jakarta.
"Kami percaya jumlah aktivitas yang meningkat akan menstimulasi pergerakan bisnis properti ke arah yang lebih baik," katanya.