BPK: Permainan Trader Bikin Harga Gas Mahal
"Padahal negara tetangga saja biaya eksploitasi bisa tuh 15 dollar AS per barel," papar Achsanul.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengakui harga gas industri masih cukup tinggi di dalam negeri. Dari hasil pemantauan BPK hal ini disebabkan akibat adanya trader gas yang mencari keuntungan margin jual beli.
"Masalah trader yang berbisnis di sini jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," ujar Anggota BPK Achsanul Qasasi di Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Selain trader, Achsanul menyebut harga gas bumi mahal akibat biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain. Achsanul memaparkan biaya eksploitasi hulu migas di dalam negeri mencapai 47 dollar AS per barel.
"Padahal negara tetangga saja biaya eksploitasi bisa tuh 15 dollar AS per barel," papar Achsanul.
Achsanul menambahkan harga gas bisa
murah jika biaya dari sektor hulunya ditekan. Karena 90 persen harga ditentukan oleh kegiatan hulu migas.
"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi," kata Achsanul.
Dari data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), harga jual gas bumi kepada Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mencapai 5 sampai 8 dollar AS per MMBTU. Gas tersebut didistribusikan melalui pipa transportasi sampai ke pelaku industri.