DPR Minta Keuntungan Pertamina Dihitung Kembali
Azam tak ingin rakyat mendapatkan beban jika harga BBM Premium dan Solar lebih rendah dari harga jual keekonomian dari Pertamina.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mendapat keuntungan sebesar Rp 8,3 triliun di semester I. Kontribusi paling banyak diambil perseroan dari penjualan BBM subsidi jenis Premium dan Solar.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijaya meminta Pertamina menghitung kembali harga BBM subsidi yang dijual kepada masyarakat.
Azam tak ingin rakyat mendapatkan beban jika harga BBM Premium dan Solar lebih rendah dari harga jual keekonomian dari Pertamina.
"Kalau memang kenyataannya untung besar dari BBM subsidi yang seharusnya buat rakyat, seharusnya dihitung ulang bersama DPR," ujar Azam di Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Azam tidak ingin Pertamina mendapat keuntungan dari penjualan BBM bersubsidi. Menurut Azam selama perseroan tidak rugi, hal itu sudah cukup baik daripada membebankan harga BBM kepada masyarakat.
"Sebab itu kan keputusan menyangkut hajat hidup orang banyak. Biar tidak merugikan masyarakat. Kasihan rakyat kalau begini," ungkap Azam.
Dalam waktu dekat Komisi VI DPR RI akan mengundang PT Pertamina membahas masalah harga keekonomian BBM bersubsidi. Karena pihak parlemen memiliki hak angket untuk mempertanyakan hal tersebut.
"Kita bisa pertanyakan itu. Kita punya hak angket. Kenapa kok mahal?," papar Azam.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, keuntungan BBM subsidi Pertamina lebih tinggi 449,9 dibandingkan pada 2015 semester I.
Hal itu disebabkan oleh rendahnya biaya produk sejalan dengan penurunan harga MOPS (Mid Oils Platts Singapore) dan harga Indonesian Crude Price (ICP) yang jadi komponen pembentuk biaya produksi.