Batik Print Buatan China Membanjiri Pasar Indonesia, Ini Tanggapan Menteri Puan Maharani
"Batik printing China membanjiri Indonesia. Saya pikir, bagaimana cara antisipasinya"
Editor: Choirul Arifin
JAKARTA, KOMPAS.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyoroti derasnya arus batik impor dari China. Menurut dia, hal tersebut dapat mengancam industri batik nasional.
"Batik printing China membanjiri Indonesia. Saya pikir, bagaimana cara antisipasinya," ujar Puan saat menghadiri pameran batik di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2016).
Meski peredaran batik buatan China sangat mengancam pasar batik lokal, ada hal yang membuat Puan optimistis produk batik dari dalam negeri tetap dapat bersaing dengan batik impor, yakni soal kualitas bahan dan motif.
"Kalau dilihat saksama, batik punya kita itu lebih halus dan rapih. Pembatik kita memang nomor satu, enggak bisa dikalahkan. Sampai titik, lurik, corak, garis, itu detail dan itulah yang enggak bisa dibuat mereka (negara impor)," ujar Puan.
"Maka itu saya meyakini kualitas, motif, warna, kreativitas, alhamdulilah, Indonesia itu yang terbaik," lanjut dia.
Selain itu, Puan mengklaim, keberpihakan pemerintah terhadap industri batik nasional cukup tinggi.
Karena itu, Puan tetap yakin batik nusantara akan tetap unggul dibandingkan batik impor.
"Namun, tentu saja inovasi harus tetap dilakukan agar kita tidak kalah saing," ujar Puan.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado