Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ingat, Gas Bumi PGN Bukan LPG!

PGN ingin menegaskan gas bumi yang mereka miliki bukanlah LPG, gas yang jamak diketahui masyarakat.

Editor: Content Writer
zoom-in Ingat, Gas Bumi PGN Bukan LPG!
Kompas.com/Agung Kurniawan
Pengisian BBG untuk tangki 8 LSP di SPBG PGN, hanya butuh 5 menit. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Afrizal

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Ingat, Gas Bumi PGN Bukan LPG! Kalimat ini dituliskan pada banner informasi di situs resmi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Bisa ditemukan pada halaman pengumuman program Ayo Kita ngeGas Merdeka 2016, kalimat ini tentu muncul bukan tanpa alasan.

Merujuk pada penggunaan bahasa Indonesia, tanda seru yang berada di belakang kalimat menandakan sebuah penegasan.

PGN ingin menegaskan gas bumi yang mereka miliki bukanlah LPG, gas yang jamak diketahui masyarakat.

Memang, tidak bisa dipungkiri, saat ini masih banyak masyarakat belum paham apa itu gas bumi.

Ibu rumah tangga di daerah yang belum disentuh infrastruktur gas bumi, hanya mengenal LPG sebagai pengganti minyak tanah untuk memasak.

Berita Rekomendasi

Bak berkampanye, PGN mencoba menunjukan eksistensinya yang telah memiliki dan mengoperasikan lebih dari 7.200 Km pipa gas bumi. Jumlah ini setara 78 persen jaringan pipa gas nasional.

Penempatan informasi ini, sebuah upaya PGN memperkenalkan gas bumi pada masyarakat. Halaman ini sangat tinggi pengunjung.

Pasalnya di halaman ini dijelaskan teknis masyarakat bila mengikuti program Ayo Kita ngeGas Merdeka 2016 yang memberikan tawaran naik bajaj gas gratis, sekaligus juga bisa dapat duit jutaan.

Ketika ingin ikuti program, otomatis harus mengakses halaman ini.

Cara mengkampanyekan penggunaan gas bumi cukup mengena. Bersifat edukasi, tapi tidak menggurui.

Selain menyediakan hadiah, peserta yang ingin menambah info dan memperbesar kesempatan memenangkan lomba, bahkan dipersilahkan mengakses situs PGN (http://www.pgn.co.id) maupun youtube dengan kata kunci gas negara.

Tentu saja ini akan merangsang masyarakat mengetahui manfaat gas bumi secara sadar.

Hasilnya, ribuan masyarakat memanfaatkan program yang digelar. Bahkan Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, anak usaha PGN, Achmad Cahyadi, menuturkan ada 1.394 orang naik bajaj gas gratis di hari pertama.

Padahal saat itu, PGN menggelar naik bajaj gas gratis sepekan 14-20 Agustus 2016. Achmad Cahyadi mengatakan partisipasi masyarakat jauh lebih banyak dari tahun lalu.

Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen PGN membumikan gas bumi sebagai energi pilihan yang efisien.

Dengan semakin banyak mendapatkan informasi, masyarakat akan semakin sadar manfaat besar yang didapatkan bila menggunakan gas bumi.

Selain ramah lingkungan dan aman, juga akan memperkuat kemandirian energi nasional.

Mengkampanyekan penggunaan gas bumi memang mutlak dilakukan PGN.

Membangun dan mengoperasikan 78 persen gas bumi di seluruh Indonesia, ada tanggung jawab besar di pundak PGN, sehingga masyarakat paham apa itu gas bumi.

Salah satu alasan harus membumikan gas bumi adalah penurunan produksi minyak bumi di negeri ini.

Sebagai salah satu produsen tertua minyak dunia, sesuai dokumen rencana strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2015-2019, jumlah cadangan minyak hanya sekitar 0,20 persen dari cadangan minyak dunia.

Sejak 1995, produksi minyak bumi Indonesia turun dari 1,6 juta bpd jadi sekitar 789 ribu bpd tahun 2014.

Laju penemuan cadangan dibandingkan produksi sekitar 55 persen.

Indonesia lebih banyak memproduksi minyak bumi dibandingkan menemukan cadangan minyak. Industri minyak nasional juga sudah tua. Usianya lebih 100 tahun.

Setelah merdeka, Indonesia hanya mengalami dua kali puncak produksi minyak bumi.

Tahun 1977 sebesar 1,68 juta barrel per day (bpd) dan 1995 sebanyak 1,62 juta bpd.

Lepas 1995, produksi minyak Indonesia rata-rata menurun dengan natural decline rate sekitar 12%.

Sejak 2004 penurunan produksi minyak dapat ditahan dengan decline rate sekitar 3% per tahun.

Tahun 2014, produksi minyak bumi hanya sekitar 789 ribu bpd. Angka ini menurun menjadi 96% dibandingkan tahun 2013 sebesar 824 ribu bpd.

Penurunan produksi salah satu penyebabnya usia lapangan minyak Indonesia yang sudah tua.

Menyebarkan energi baik gas bumi juga dilakukan PGN dengan mengandeng atlet sepeda nasional.

Sembilan atlet sepeda nasional langsung dibina PGN mulai Juli 2016.

Dikatakan Direktur SDM dan Umum PGN, Hendi Kusnadi yang dimuat di laman resmi PGN, atlet yang dibina diharapkan bisa menularkan dan mensosialisasikan energi baik gas bumi PGN disetiap lomba di berbagai daerah yang mereka ikuti.

Nama PGN juga semakin akrab bagi masyarakat. Ketika PGN mengembangkan infrastruktur di daerah, masyarakat mengerti manfaat gas bumi yang bersih dan efisien.

Sentuh Semua Kalangan

Gas bumi merupakan sumber energi yang sangat penting untuk menciptakan kemandirian energi di Indonesia.

Dengan 7.200 Km lebih pipa gas yang dibangun dan dioperasikan, PGN menyentuh semua kalangan pengguna.

Mulai rumah tangga, lebih dari 116.600 pelanggan memanfaatkan gas bumi. Begitu juga pelanggan transportasi.

PGN melengkapi dengan 7 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), 5 Mobile Refueling Unit (MRU), dan 8 SPBG mitra saat ini.

Pelanggan industri dan pembangkit listrik lebih dari 1.580. Bahkan, pelanggan komersial lebih besar lagi lebih dari 1.900. Bahkan di Surabaya, energi baik milik PGN ini mengalir hingga pesantren.

PGN terus mengembangkan infrastruktur untuk memperluas pemanfaatan gas bumi.

Periode 2016-2019, PGN menargetkan bisa menambah panjang pipa gas bumi 1.685 kilometer. Tahun 2019, total panjang pipa PGN menjadi 8.656 Km.

Penambahan infrastruktur ini meningkatkan kemampuan pemanfaatan gas bumi 1.902 juta kaki kubik perhari (MMSCFD).

Tahun 2015, PGN mampu menyalurkan gas bumi hingga 1.591 MMSCFD. Penyaluran gas bumi PGN pada pelanggan menciptakan penghematan nasional Rp 88,03 triliun pertahun.

Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup, menuturkan infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun sepanjang 1.685 Km tersebut di antaranya adalah proyek pipa transmisi open access Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi open access di Semarang dan pipa distribusi gas bumi di wilayah eksisting serta daerah baru lainnya.

"PGN juga diberi mandat oleh Pemerintah untuk membangun pipa distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping, proyek ini juga dibiayai oleh dana PGN sendiri tanpa mengandalkan APBN," katanya.

Kepala Penjualan PT PGN Area Pekanbaru, Arif Nurachman, pekan lalu, mengatakan, PT PGN akan memulai pembangunan infrastruktur pipa gas di Dumai awal 2017 nanti.

Jika sepanjang pembangunan tidak ada kendala seperti pembebasan lahan, pertengahan 2018, sudah bisa beroperasi dan melayani kebutuhan gas bumi bagi industri kota pelabuhan tersebut.

Diperkirakan proses pembangunan membutuhkan waktu 510 hari atau 18 bulan.

Sementara untuk alokasi pasokan gas bumi, PT PGN juga sudah mendapatkan restu dari pemerintah sebesar 37 juta kaki kubik perhari (mmscfd).

Gas bumi ini akan dialirkan ke industri-industri di sekitarnya yang disuplai PT Conoco Philips.

Saat ini, lanjut Arif, fokus utama, gas bumi yang dialirkan difungsikan pada sektor komersial.

PGN memang tidak pernah berhenti membangun infrastruktur gas bumi di Indonesia.

PGN terus berkomitmen dan konsisten membumikan gas bumi agar gas bumi yang diproduksi di dalam negeri, bisa mudah dinikmati.

Masyarakat bisa mendapatkan gas bumi yang ramah lingkungan efisien dan aman.

Tahun ini saja PGN sudah menyelesaikan pembangunan pipa gas di Batam sepanjang 18,3 Km. Pasuruan, Jawa Timur selesai 15 Km pipa gas ruas Kejayan-Purwosari. Begitu juga ruas Jetis-Ploso sepanjang 27 Km dan Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 Km.

Semakin banyak masyarakat memanfaatkan gas bumi, akan memperkuat kemandirian energi nasional.

Apalagi dengan pipa sepanjang 8.656 Km tahun 2019 mendatang, akan terjadi penghematan sebesar Rp 110,9 triliun.

Pasalnya pada saat itu pemanfaatan gas bumi sudah mencapai 1.902 MMscfd.

PT PGN membuktikan konsitensi dan komitmennya membumikan gas bumi di Indonesia.

Sukses membangun infrastruktur pipa gas lebih dari 7.212 Km hingga semester I 2016, PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional.

Tidak bisa dipungkiri, infrastruktur menjadi bagian terpenting dalam menyalurkan gas yang dimiliki PGN.

Pengoperasian pipa transmisi gas bumi Kalija I membuktikannya.

Dioperasikan PT Kalimantan Jawa Gas, mampu menyokong peningkatan pendapatan.

Enam bulan pertama 2016, distributor gas ini membukukan pendapatan bersih US$ 1,44 miliar.

Angka ini naik 1,41 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 senilai US$ 1,42 miliar.

Laba operasi PGN tercatat US$ 262 juta. Pencapaian laba bersih US$ 152 juta setara Rp 2 triliun.

PGN melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang alami perlambatan.

Kemampuan pengelolaan perusahaan yang sehat dan efisien ini juga diganjar penghargaan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI)awal Oktober lalu.

PGN mendapatkan IDX Top Ten Blue 2016. Ini merupakan penghargaan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat paling likuid ditransaksikan investor di pasar modal.

Semester pertama 2016, PGN menyalurkan 1.613 juta kaki kubik perhari gas bumi.

Naik dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya, 1.554 MMSCFD.

Kenaikan ini terjadi pada volume gas distribusi maupun volume transmisi.

Volume gas distribusi mencapai 796 MMSCFD. Tahun lalu, periode sama 790 MMSCFD.

Sementara volume transmisi gas bumi naik jadi 816 MMSCFD dan tahun 2015 semester pertama 763 MMSCFD.

Pengembangan infrastruktur gas bumi memang menjadi konsentrasi PGN untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.

Meskipun kondisi ekonomi alami perlambatan, perusahaan justru akan semakin agresif membangun infrastruktur ini. Tujuannya meningkatkan pemanfataan produksi gas bumi nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas