TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat, menggerus laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Rabu (9/11/2016).

Tercatat, IHSG ditutup merosot 56 poin atau 1,03 persen ke level 5.414 setelah bergerak pada kisaran level 5.345 hingga 5.491.

Sebanyak 98 saham naik, 214 saham turun, 81 saham tidak bergerak, dan 175 saham tidak ditransaksikan.

Hari ini, investor bertransaksi Rp9,6 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp7,74 triliun dan negosiasi Rp1,85triliun.

Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp514,75 miliar.

Analis NH Korindo Securities Muhammad Ikhsan Burhanuddin mengatakan, bursa Asia ditutup melemah signifikan pada perdagangan hari ini sehingga turut berdampak pada laju IHSG.

"Ini disebabkan sentimen pemilu Amerika Serikat karena di luar dugaan kemanangan Donald Trump dengan 276 electoral votes banding 218 untuk Hillary Clinton," ujar Ikhsan.

‎Menurutnya, hasil Pilpres AS yang direspon negatif oleh pelaku pasar bersifat jangka pendek dan di sisi lain harga emas dan nikel mengalami kenaikan setelah Donald Trump mengungguli pesaingnya.

"Kondisi ini membuat‎ saham-saham yang berkorelasi terhadap komoditas tersebut manarik untuk diamati," ucapnya.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat mengatakan, pelemahan pergerakan IHSG hanya bersifat sementara dan ke depannya investor akan melihat kebijakan yang akan diterapkan.

"Hanya akan shock jangka pendek saja, kemudian investor akan lihat peluang itu, beberapa saham juga memperoleh manfaat dari apa yang terjadi di AS," papar Samsul.