Bank Mandiri Ngebet Genjot Uang Elektronik, Ini Strateginya
“Kami menargetkan uang elektronik berbasis kartu tumbuh 30% di tahun 2017,” kata Rico Usthavia Frans
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bisnis uang elektronik semakin asyik. Pasalnya, pengguna uang elektronik baik yang berbasis kartu ataupun berbasis server semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi pada pembayaran non tunai di transportasi umum, ritel, dan perdagangan online (e-commerce).
"Untuk pertumbuhan kartu kami perkirakan sekitar 15%, frekuensi transaksi kami masih cukup tinggi di sekitar 25%," kata Santoso Liem, Direktur Bank Central Asia (BCA), Selasa (29/11/2016).
Lanjutnya, kalau volume transaksi memang tergantung potensi line bisnis yang terbuka. Tahun 2016 ini, small tiket size seperti parkir, kereta dan bus. Kemudian untuk tahun mendatang, perusahaan akan masuk ke high tiket size untuk transaksi pada uang elektronik.
“Kami menargetkan uang elektronik berbasis kartu tumbuh 30% di tahun 2017,” kata Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Perbankan dan Teknologi Bank Mandiri.
Data terakhir tercatat, Bank Mandiri telah menerbitkan 8,13 juta kartu per September 2016 atau tumbuh 32% dibandingkan posis 6,12 juta kartu per September 2015. Sedangkan volume transaksi mencapai 98,43 juta di kuartal III-2016.
Rico bilang, transaksi uang elektronik Bank Mandiri terbagi di sektor jalan tol, Trans Jakarta, Commuter Line, parkir, dan restoran. Nah, porsi pembayaran menggunakan uang elektronik terbesar adalah jalan tol dengan porsi hingga 30% terhadap volume transaksi.
Sedangkan untuk uang elektronik berbasis server akan tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan di tahun 2016. Bank berplat merah ini mencatat pengguna e-Cash Mandiri sudah mencapai 3 juta di tahun ini, dengan target pengguna akan mencapai 6 juta di tahun mendatang. “Kami akan membentuk kerjasama untuk meningkatkan uang elektronik di kartu dan server,” tambah Rico.
Misalnya, Bank Mandiri menyiapkan strategi co-branding untuk meningkatkan transaksi uang elektronik di kartu. Perusahaan menargetkan akan bekerjasama co-branding uang elektronik dengan 3 bank atau 4 bank di tahun depan. Saat ini, sudah ada 3 bank yang siap bekerjasama, dan satu perusahaan ritel.
Untuk meningkatkan e-Cash Mandiri akan menambah kerjasama dengan perusahaan e-commerce di tahun depan. Saat ini, Bank Mandiri telah bekerjasama dengan Line dan Grab untuk produk e-Cash.
Setelah kerjasama ini volume transaksi pada e-Cash semakin meningkat, karena orang-orang banyak memanfaatkan pembayaran secara non tunai.
Bank Mandiri akan lebih meningkatkan transaksional perbankan untuk tahun depan. Untuk itu, perusahaan akan lebih besar memperbesar investasi untuk teknologi informasi (TI) dengan nilai investasi US$ 100 juta di tahun 2017.
Investasi TI tersebut untuk belanja investasi seperti teknologi chip pada ATM dan kartu debit dan kartu kredit, serta teknologi baru untuk pengembangan digital perbankan seperti untuk peningkatan teknologi pada uang elektronik.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) uang elektronik yang beredar mencapai 46,58 juta kartu per Oktober 2016 atau tumbuh 7,10% dibandingkan posisi 43,49 juta kartu per Oktober 2015.
Sedangkan, volume transaksi mencapai 61,29 juta per Oktober 2016 atau tumbuh 19,87% dibandingkan posisi 51,13 juta per Oktober 2015. Dan nominal transaksi mencapai Rp 584,31 miliar per Oktober 2016 atau tumbuh 29,77% dibandingkan posisi Rp 450,38 miliar per Oktober 2015.
Reporter Nina Dwiantika
Editor A