Jalur KRL Peru Diperluas ke Kawasan Hunian Bersubsidi
"Pengembang merasa berat bangun rumah di bawah Rp 200 juta, pemerintah bilang dapat subsidi tapi pengembangnya kesulitan cari tanah"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pemerintah diminta memperluas jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, khususnya ke wilayah yang terhadap rumah-rumah murah atau bersubsidi.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, dalam membangun rumah murah di bawah Rp 200 juta, para pengembang saat ini mengalami kesulitan dalam mencari tanah yang mudah dan tidak jauh dari Jakarta.
"Pengembang itu merasa keberatan membangun rumah di bawah Rp 200 juta, pemerintah bilang dapat subsidi tapi pengembangnya kesulitan cari tanah," tutur Ali di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Dengan sulitnya mendapatkan tanah murah dan tidak jauh dari Jakarta, kata Ali, banyak para pengembang memilih membeli tanah yang jauh dari Ibu Kota.
"Jadi kepada konsumen harus berhati-hati membeli, jangan liat murah langsung di beli, nanti kalau ke stasiun memakan waktu 2 jam, itu kan repot. Jadi pemerintah perlu mengkoneksikan infrastruktur transportasi, seperti kereta api," tutur Ali.