TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Etihad Airways berencana untuk memutus hubungan kerja (PHK) ribuan karyawannya, usai bertahun-tahun berekspansi.

Menurut pihak maskapai asal Uni Emirat Arab itu, PHK akan dilakukan di beberapa unit bisnisnya, dalam upaya perombakan struktural perusahaan.

Perombakan struktural ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan produktivitas serta pemasukan perusahaan.

"Perombakan dilakukan untuk merespons kondisi ekonomi global yang sedang melemah," demikian pernyataan juru bicara maskapai tersebut.

Tidak disebutkan secara rinci jumlah karyawan yang akan diberhentikan, namun akan dilakukan di beberapa bagian lini depan bisnis perusahaan.

Langkah perombakan dan pemutusan hubungan kerja ini kemudian dipandang sebagai tanda-tanda jatuhnya perusahaan penerbangan Uni Emirat Arab.

PHK diputuskan untuk dilakukan usai terus anjloknya jumlah penumpang Etihad Airways di Abu Dhabi.

Tak hanya pada jumlah karyawan, penyusutan juga sebenarnya telah dilakukan atas sejumlah destinasi penerbangan maskapai tersebut.

Sejak Oktober 2016 ini, jumlah destinasi Etihad Airways menjadi 112, dari 116 destinasi yang ditetapkan pada akhir 2015 lalu.

Etihad juga dikatakan mengalami kejatuhan besar karena dikalahkan oleh rivalnya sesama maskapai Uni Emirat Arab, Emirates. (Forbes/Reuters)