Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

FSC: Kantongi SVLK, Perusahaan Indonesia Berpeluang Besar Peroleh sertifikasi

perusahaan-perusahaan berbasis hasil hutan asal Indonesia yang sudah mengantongi SVLK berpeluang sangat tinggi memperoleh sertifikasi

Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Forest Stewardship Council (FSC) Kim Carstensen memastikan perusahaan-perusahaan berbasis hasil hutan asal Indonesia yang sudah mengantongi SVLK berpeluang sangat tinggi memperoleh sertifikasi dari lembaganya.

"Sebab, perusahaan tersebut tidak perlu memulai dari nol lagi dan dianggap telah mengerti standar-standar dalam manajemen hutan yang baik," kata Carstensen, dalam pernyataan tertulis di sela acara Indonesia Stakeholders Meeting FSC, di Yogyakarta, Senin.

FSC adalah organisasi nirlaba internasional yang memiliki wewenang memberikan sertifikasi produk kehutanan.

Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), menurut Carstensen, merupakan basis dasar bagi semua industri hasil hutan di Indonesia dalam memastikan legalitas bahan yang mereka ambil dari hutan.

Terlebih, lanjutnya, untuk mendapatkan sertivikasi SVLK harus melalui proses pemeriksaan aspek legalitas yang sangat ketat.

"Artinya mereka sudah mencatat sebuah langkah besar. Jadi, tak akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan sertifikasi FSC," ujarnya.

FSC memandang upaya-upaya para pelaku industri di Indonesia yang sudah mengikuti SVLK sebagai perkembangan yang sangat positif.

Berita Rekomendasi

Atas komitmen yang serius tersebut, FSC menyatakan siap membantu perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan akses pasar lebih luas lagi di pasar global.

"Seperti di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Sehingga mereka mudah untuk menjual produknya di sana," kata Carstensen.

Dirjen Pengelolaan Produk Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ida Bagus Putera mengatakan perusahaan-perusahaan yang sudah memenuhi berbagai kriteria SVLK secara otomatis sudah diakui di Uni Eropa.

"Uni Eropa ini kan paling tinggi tuntutannya," ujar Ida Bagus, di acara yang sama.

Sistem SVLK memang sudah menyeseuaikan dengan standar internasional. "Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang sudah mengantongi SVLK seharusnya tidak sulit mendapatkan sertifikasi seperti FSC atau lainnya," kata dia.

Di Eropa, FSC berbasis di Bonn, Jerman. Lembaga ini dipimpin oleh Dewan Direksi Internasional (International Board of Directors) beranggotakan 12 orang yang dipilih oleh seluruh anggota FSC.

Mereka mewakili bidang sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Dewan direksi FSC memiliki masa sidang tiga kali dalam setahun untuk memutuskan standar sertifikasi dan implementasinya. Pertemuan di Yogyakarta kali ini adalah sidang dewan direksi FSC yang ke-74.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas