Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Analis: Waspada, Awal Pekan Rupiah Rawan Terkoreksi

Setelah BI mempertahankan BI 7-day reverse repo rate sebesar 4,75%, belum ada katalis terbaru yang bisa mendongkrak rupiah.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Analis: Waspada, Awal Pekan Rupiah Rawan Terkoreksi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Utama PD Pasar Bermartabat, Rinal Siswadi (kiri) berbincang dengan petugas money changer saat melakukan pantauan kesiapan jelang Lebaran di Pasar Baru Trade Centre, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Senin (29/6/2015). Pantauan juga dilakukan terhadap fasilitas umum di pasar tersebut untuk melihat kesiapan menghadapi peningkatan jumlah pembeli menjelang Lebaran. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minimnya data ekonomi Indonesia di akhir bulan ini membuat pergerakan nilai tukar rupiah rawan koreksi. Meski begitu, pelemahan mata uang garuda diprediksi masih dalam rentang yang terbatas.

Di pasar spot, Jumat (17/2/2017), rupiah tergerus 0,08% jadi Rp 13.333 per dollar Amerika Serikat (AS) dibanding hari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah naik tipis 0,001% ke Rp 13.328.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka, menjelaskan, pelemahan rupiah akhir pekan kemarin merupakan imbas dari gejolak ekonomi dan politik global. Terutama, dampak dari gejolak di China, Eropa, dan Inggris yang menguntungkan dollar AS.

Dari domestik, setelah BI mempertahankan BI 7-day reverse repo rate sebesar 4,75%, belum ada katalis terbaru yang bisa mendongkrak rupiah.

Di sisi lain, AS juga minim data ekonomi karena bank holiday. Ini bisa jadi kans rupiah untuk membalikkan arah. Sebab, fundamental rupiah masih kuat. Apalagi, jika harga komoditas seperti minyak naik. "Hanya, permintaan dollar AS di dalam negeri pada akhir bulan cukup tinggi dan biasanya akan membebani rupiah," kata Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk.

Selain itu, posisi rupiah masih rentan mengalami aksi profit taking lanjutan. "Posisinya terhitung baik saat ini dan menimbulkan keinginan pelaku pasar ambil untung. Koreksi perlu diwaspadai," imbuh Reny.

Toh, Reny memperkirakan, pelemahan rupiah dalam rentang sempit, mengingat keadaan ekonomi global saat ini yang kurang baik. Sebaliknya, suku bunga acuan BI di posisi 4,75% dan yield obligasi di level 7,9% tentu menjadi daya tarik dan keunggulan bagi rupiah.

Berita Rekomendasi

Reny memprediksikan, pergerakan rupiah pada Senin (20/2/2017) di kisaran Rp 13.300-Rp 13.350. Proyeksi Wahyudi, rupiah bergulir di Rp 13.250-Rp 13.450.

Reporter: Namira Daufina

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas