Pengusaha Keramik Keluhkan Harga Gas Industri yang Masih Mahal
"Harga gas industri di Indonesia dibandingkan Malaysia saja jauh, Malaysia 6 dolar AS per MMBTU, apalagi Eropa yang sudah 3 dolar AS per MMBTU."
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan masih mahalnya harga gas industri di Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya.
Ketua Umum Asaki, Elisa Sinaga mengatakan, mahalnya harga gas saat ini sangat menggangu industri keramik untuk bisa bersaing dengan negara lainnya, karena porsi biaya gas dari total produksi keramik mencapai 35 persen.
"Harga gas industri di Indonesia dibandingkan Malaysia saja jauh, Malaysia 6 dolar AS per MMBTU, apalagi Eropa yang sudah 3 dolar AS per MMBTU," ujar Elisa di Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Menurut Elisa, industri keramik merupakan industri unggulan, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dengan memberikan harga gas yang kompetitif agar produk Indonesia tidak kalah dengan negara lain.
Harga gas industri di Indonesia, kata Elisa, dibagi menjadi berdasarkan wilayah seperti Jawa bagian Barat dipatok dengan harga sekitar 9,15 dolar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU), Jawa bagian timur senilai 8,03 dolar AS per MMBTU, dan Sumatera Utara pada kisaran 9,8 dolar AS per MMBTU.
"Kami berharap kepada pemerintah untuk menurunkan harga gas yang kompetitif, semua bagian di samakan harganya, jadi keramik produksi Indonesia bisa bersaing," ujar Elisa.