Ada Potensi Kontestasi Modal Asing Dengan BUMN Terkait Suplai Semen di Indonesia
Djuni mengatakan pembangunan industri semen dapat dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup bagi generasi berikutnya.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat Pembangunan Djuni Thamrin menilai tidak ada kontestasi benturan paradigma industri dan lingkungan dalam industri semen di Rembang.
Djuni mengatakan pembangunan industri semen dapat dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup bagi generasi berikutnya.
Lebih lanjut Thamrin mengemukakan, dalam kasus pendirian pabrik semen milik negara di Rembang merupakan contoh pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ditinjau dari rencana BUMN itu menjalankan penambangan dan produksinya, pengalaman panjang mereka telah melakukan produksi semen yang ramah lingkungan.
"Sisa penambangan baru gamping di site Tuban dan Gresik Jawa Timur telah direklamasi kembali yang kemudian ditanami dengan tanaman produktif. Sekarang sudah menjadi hutan, dibandingkan dengan Rona awalnya yang gersang bebatuan," kata Djuni dalam keterangannya, Sabtu (11/3/2017).
Djuni mengatakan sisa penggalian tanah liat sudah ditransformasi menjadi embung ataupun waduk mini yang dapat memberikan pengairan untuk sawah disekitar nya dan perikanan tambak terpadu. Produksi tani sawah bahkan dapat dilakukan panen tiga kali pertahun dengan rata-rata produksi 9 ton/ha gabah kering.
"Secara lanscap lingkungan reklamasi dan embung itu membuat pemandangan menjadi asri dan sejuk. Sehingga sangat cocok dijadikan daerah wisata dan olah raga. Bahkan di Gresik salah satu site penggalian tambang batu gamping untuk industri semen ini telah dijadikan daerah hijau dan perumahan elite baru," imbuh Djuni.
Ia mengatakan kekhawatiran hilangnya lokasi sawah dan kerusakan lingkungan tidak akan terjadi. Karena dengan penerapan sistem penambangan yang menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir, potensi kerusakan sudah dibuatkan mitigasinya.
"Potensi kontestasi justru sangat mungkin terjadi antara modal asing dan BUMN untuk menguasai suplai semen di Jawa dan Indonesia. Hampir semua pemain besar industri semen dunia sudah ada dan sudah mencengkram pengaruhnya di Indonesia," kata Djuni.