Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Belum Ada Dana untuk Biayai Proyek Pesawat N-245

PTDI juga belum mendapatkan calon pembeli pesawat yang direncanakan bisa mengangkut penumpang lebih banyak dari generasi CN-235.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Belum Ada Dana untuk Biayai Proyek Pesawat N-245
Kompas.com/ Dok KBRI Dakar
ILUSTRASI - Pesawat CN-235 buatan PT DI pesanan militer Senegal saat tiba di Bandara Dakar, Senegal, Jumat (6/1/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan manufaktur pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia(Persero) berencana mengembangkan produksi pesawat jenis baru N-245.

Namun proyek pengembangan dari pesawat CN-235 tersebut masih terkendala pendanaan.

Meski begitu, Budiman Saleh, Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan, pemerintah telah menjadikan N-245 menjadi proyek strategis nasional.

"Untuk pengembangan membutuhkan waktu dua tahun," kata Budiman dikutip Kontan, Jumat (10/3/2017)

Meski masuk daftar proyek strategis nasional, pembiayaan proyek belum ada kepastian.

PTDI juga belum mendapatkan calon pembeli pesawat yang direncanakan bisa mengangkut penumpang lebih banyak dari generasi CN-235.

Maka, Budiman berharap, dalam waktu dekat ada kejelasan pendanaan serta calon pembeli. Saat ini, PTDI tidak hanya mengerjakan pesanan pesawat dalam negeri saja, melainkan juga ekspor ke beberapa negara.

Berita Rekomendasi

Tahun ini, PTDI ekspor pesawat ke Afrika lewat mitra A.D. Trade Ltd. Nantinya, A.D. Trade Ltd akan memasarkan pesawat PTDI di sejumlah negara di Afrika.

Saat ini ada empat tipe pesawat tipe CN-235 yang akan ekspor.

Satu dikirim ke Senegal, satu untuk Burkina Faso dan satu ke Republik Guinea. "Nilai pesawat sekitar US$ 25 juta per unit," jelas Budiman.

Budiman mengatakan, pihaknya memilih A.D Trade Ltd sebagai perpanjangan tangan pemasaran pesawat karena perusahaan tersebut menguasai sepertiga pasar negara Afrika.

"Kementerian Perindustrian juga meminta nanti tidak hanya pesawat yang ekspor, tetapi juga kapal militer," tutur budiman.

Selain ekspor ke Afrika, tahun ini PTDI akan mengekspor pesawat NC-212i. Dua unit di ekspor ke Thailand dan tujuh unit di ekspor ke Filipina. Harga satu unit NC-212i sekitar US$ 12 juta.

Gaby Peretz, Presiden Direktur A.D. Trade Ltd, bilang, pasar pesawat di Afrika cukup besar. Sementara, penetrasi pesawat Indonesia belum terlalu besar.

"Indonesia punya industri dan pengalaman yang bagus. Saya percaya tak hanya PTDI tetapi industri lain bisa masuk," kata Gaby, saat ditemui di Kementerian Perindustrian, Rabu (8/3/2017).

Reporter: Eldo Christoffel Rafael

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas