Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika bulan-bulan sebelumnya terjadi inflasi, Maret 2017 ini perkembangan indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen dengan IHK 128,22 , jauh berbeda dibandingkan inflasi Januari 2017 dengan total 0.97 persen dan Februari 0.23 persen.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan angka deflasi paling banyak disumbangkan dari sektor harga pangan yang diikuti juga dari sektor kelompok transportasi dan jasa keuangan.

"Deflasi terjadi di bahan makanan minus 0,66 persen dan di kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan minus 0,13 persen. Sedangkan, kelompok lain mengalami inflasi," ucap Suhariyanto di Kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2017).

Khusus untuk bahan makanan, deflasi terjadi karena penurunan harga terjadi pada cabai merah, cabai rawit, bawang putih hingga beras.

"Komoditas makanan yang memberikan andil inflasi adalah bawang merah 0,02 persen dan buah-buahan dan gula 0,02 persen," papar Suhariyanto.

Sedangkan untuk bahan pangan lainnya dijabarkan kalau cabai merah deflasi 0,80 persen, harga beras 0,03 persen, cabai rawit merah 0,03 persen, ikan segar 0,02 persen dan telur ayam ras 0,02 persen lalu bawang putih 0,01 persen.

Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman,  rokok, dan tembakau sebesar 0.31 persen, kelompok perumahan , air listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0.30 persen, kelompok sandang sebesar 0.18 persen, kelompok kesehatan sebesar 0.21 perseb, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0.08 persen.

Deflasi tertinggi diraih kota Tanjung Pandang dengan jumlah 1,49 persen dengan IHK sebesar 134,11 persen dan terendah di Padang dan Purwokerto masing-masing 0.01 persen dengan IHK masing-masing 134,04 dan 125,22.