Rumah Zakat: Masyarakat Lebih Suka Bayar Zakat via 'Online'
Organisasi penghimpun donasi Rumah Zakat mengungkapkan terdapat pergeseran tren dari masyarakat dalam membayar zakat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi penghimpun donasi Rumah Zakat mengungkapkan terdapat pergeseran tren dari masyarakat dalam membayar zakat.
Biasanya, masyarakat membayarkan zakat dengan bertatap muka, tetapi kini mayoritas masyarakat lebih membayar zakat secara online.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan, pergeseran tren membayar zakat ini telah terjadi sejak tahun 2015. Rumah Zakat sendiri, kata dia, sebanyak 70 persen dana zakat didapatkan dari masyarakat yang membayar secara online.
"Ini kan pergeseran membayar donasi dari yang tadi bertemu jadi tidak. Kami sendiri 70 persen dari Rp 230 miliar dana yang dihimpun berasal dari online," ujar Nur di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Efendi menuturkan, Rumah Zakat telah bermitra dengan platform belanja online untuk memfasilitasi masyarakat untuk membayar zakat secara online. Platform belanja online itu antara lain, blibli.com, tokopedia, dan elevenia.
"Di Go-Jek juga bisa, nanti kami launching di awal Ramadhan. Jadi pelanggan Go-Jek bisa langsung berdonasi dalam aplikasi. Nanti mekanismenya, tinggal dibuka aplikasinya, nanti ada menu donasi, programnya apa tinggal di-klik. Nanti donasinya bisa diambil dari Go-Pay," jelas dia.
Efendi pun menargetkan, Rumah Zakat dapat menghimpun zakat secara online sebanyak 80 persen dari jumlah target dana yang dihimpun sebesar Rp 250 miliar.
"Ini kita sudah tercapai 80 persen pada kuartal I 2017. Saya rasa sampai akhir tahun bisa mencapai 90 persen," ujar dia.
Sekadar informasi, Rumah Zakat telah berdiri di Indonesia sejak tahun 1998. Selama 19 tahun berdiri, Rumah Zakat memiliki komitmen untuk menyalurkan zakat, terutama untuk pemberdayaan masyarakat. (Achmad Fauzi)