Pemain Fintech Garap Nasabah yang Selama Ini Dijauhi Perbankan Konvensional
"Skema pertanian tidak bisa menggunakan sistem bunga, karena petani menggunakan uangnya untuk membeli pupuk, bibit, ataupun pakan."
Editor: Choirul Arifin
Berikut beberapa perusahaan fintech yang menyediakan layanan kredit khusus:
1. Crowde
Perusahaan rintisan fintech yang berdiri Agustus 2015 lalu ini memang fokus memberikan kredit pertanian.
"Lebih dari Rp 2 miliar yang telah Crowde bantu untuk disalurkan kepada petani," ucap Yohanes.
Crowde membantu permodalan petani dengan sistem investasi bersama oleh investor atau Teman Crowde melalui platform situs Crowde.co.
Modal dari investor kemudian disalurkan ke petani dalam bentuk kredit.
Tapi, Crowde hanya memberikan pinjaman kepada petani yang berpengalaman dan terpercaya lewat proses seleksi. Sebelumnya, petani mengacukan rencana bisnisnya.
Salah satu proyek pertanian yang sudah lolos seleksi dan sedang dicarikan investor adalah budidaya melon di daerah Kunciran, Tangerang.
Crowde menggunakan sistem bagi hasil dari modal investasi Teman Crowde.
Bagi yang berminat, jumlah modal investasi sangat bersahabat, mulai Rp 10.000 saja. Investor bisa memilih proyek pertanian sesuai keinginan. Imbal hasilnya hingga 15% setahun.
Menurut Yohanes, saat ini Crowde juga mulai masuk ke sektor peternakan dan perikanan.
Salah satunya proyek yang sedang berjalan adalah pembesaran sapi simental di Kabupaten Bandung. Lalu, peternakan ikan bandeng dan udang windu blanakan di Kabupaten Subang.
2. iGrow
iGrow adalah sebuah platform yang membantu petani lokal, lahan yang belum optimal diberdayakan, dan para investor untuk menghasilkan produk pertanian organik berkualitas tinggi. Jadi, perusahaan fintech ini mengintegrasikan petani, lahan, dan pemodal.