Kekhawatiran Rizal Ramli atas Krisis Garuda Indonesia
Rizal Ramli pernah mengungkapkan secara langsung apa yang ia khawatirkan terkait krisis yang dialami Garuda Indonesia.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Sebelum diangkat menjadi menteri oleh Presiden Jokowi, ekonom Rizal Ramli pernah mengungkapkan secara langsung apa yang ia khawatirkan terkait krisis yang dialami Garuda Indonesia.
"1,5 tahun lalu, sebelum masuk kabinet, saya ketemuan dengan pak Jokowi. Saya bilang, mas ini hati-hati. Saya enggak mau, saya masuk selametin Garuda lagi. Seperti 16 tahun yang lalu, karena ini pasti bermasalah," kata Rizal di Jakarta, Kamis (15/6/2017) yang dikutip tribunnews.com dari laman kompas.com.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini kemudian mengungkap kekhawatirannya muncul bersamaan dengan Garuda membeli sejumlah pesawat jenis Airbus A350 yang memiliki ukuran cukup besar. Ini dianggap berbahaya bagi kelangsungan bisnis penerbangan Garuda.
"Garuda beli pesawat A350 yang hanya cocok untuk rute luar negeri, Eropa. Pengalaman selama ini, di kelas itu bisnisnya paling keras. Dulu paling jagoan Singapore Airlines. Akhirnya kalah juga sama Fly Emirates dan Qatar Airways," tutur Rizal Ramli.
Fly Emirates bisa sebesar saat ini, Rizal mengungkap lantaran avtur-nya disubdisi oleh pemerintah Uni Emirat Arab. Oleh karenanya, bisa banting harga dengan sangat murah hingga membuat Singapore Airlines kalang kabut.
"Langkah Garuda beli Airbus A350 untuk jangka panjang berbahaya sekali. Sok-sokan sekali. Kita itu sudah lakukan analisis. Kebanyakan untuk rute jarak jauh, Garuda rugi semua. Loosing money. Ibaratnya Garuda terbang bakar duit saja," kata dia.
"Ngapain cuma sok gagah-gagahan. Mewah first class semua. Air Asia saja cari yang murah, yang promo. Pesawat itu kini dijual juga enggak bisa," tambah Rizal Ramli.
Ia kemudian bercerita, usai dilantik menjadi Menko Bidang Kemaritiman, ia meminta kepada Presiden Jokowi agar menghentikan ulah Garuda membeli sejumlah pesawat Airbus A350 tersebut.
"Saya bilang, mas kita harus stop. Saya enggak mau harus selametin Garuda lagi. Makanya pada waktu dilantik saya minta Garuda tinjau lagi pembelian pesawat itu. Tapi saya malah dikritik banyak orang. Padahal kita sudah analisis semua," ujar Rizal.
Gantinya, kata Rizal, Garuda ia sarankan untuk fokus menguasai pasar domestik dan Asia Pasifik. Terlebih, Garuda terkenal aman, dengan kualitas pelayan yang bagus.
"Garuda lumayan, service bagus, makanan enak, kualitas diakui. Jadi kalau kita lawan Qantas punya Australia menang, New Zealand pun kalah mereka. Lawan Jepang mereka kalah karena kemalahan, pasti Garuda menang," kata Rizal.
"Ya yang tidak bisa kalah lawan China kita. Nanti 10 tahun kuasai regional, usai itu baru kuasai jarak jauh. Emirates bisa babak belur sama Garuda. Saran saya sangat rasional ketika itu," tutup Rizal.
Garuda Indonesia dikabarkan mengalami kebangkrutan saat laporan keuangan BUMN penerbangan di kuartal I 2017 lalu jeblok. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury langsung membantah rumor tersebut.
Diketahui, pada kuartal I 2017 Garuda Indonesia mencatatkan kerugian sebesar 98,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,31 triliun (kurs 13.300). Padahal pada kuartal I 2016, perseroan mencatatkan laba 1,02 juta dollar AS.
Kerugian yang terjadi pada kuartal I 2017 lalu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena kenaikan harga bahan bakar avtur.
Dalam paparan kinerjanya, Garuda menyebutkan bahwa dalam setahun terakhir biaya bahan bakar perseroan naik 54 persen dari 189,8 juta dollar AS di kuartal I 2016 menjadi 292,3 juta dollar AS di kuartal I 2017 akibat kenaikan harga avtur.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/16/064554826/rizal.ramli.saya.enggak.mau.selametin.garuda.lagi#
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.