Maruarar: Setiap Negara Punya Cara Berbeda Atasi Pelambatan Ekonomi
"Pejabat negara harus punya sense of crisis. Rasa keprihatinan atau jiwa kepedulian harus kuat di sini."
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini ekonomi dunia sedang melambat. Perlambatan itu terjadi di hampir semua negara.
Mengantisipasi hal itu, anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai, setiap negara pun memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi pelambatan ekonominya.
"Menurut saya justru seharusnya memberikan kemudahan insentif kepada sektor kecil, UKM, Koperasi dan swasta. Setiap negara punya cara dan kondisi masing-masing dan kita tidak bisa memakai ukuran tempat lain buat negara kita," kata Maruarar di acara Dialetika Demokrasi membahas tema 'Utang Luar Negeri Untuk Siapa'.
Acara ini juga menghadirkan pembicara Ketua Badan Anggaran (Bangar) DPR RI Aziz Syamsudin dan pengamat ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy dan berlangsung di Press Room Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Terkait keputusan pemerintah memotong anggaran, Maruarar mengajak para pejabat negara untuk menjadi contoh dan memberikan keteladan kepada rakyat.
Misalnya lewat pemotongan gaji, pengurangan program-program yang bersifat seremonial dan juga pengurangan kunjungan kerja ke luar negeri.
"Pejabat negara harus punya sense of crisis. Rasa keprihatinan atau jiwa kepedulian harus kuat di sini. Jadi rakyat akan semakin percaya bahwa misalnya, oh iya utang untuk apa. Kalau utang untuk membangun fasilitas pejabat negara tentu kita tidak setuju," kata dia.
Maruarar menekankan, pemerintah harus menggunakan utang untuk untuk kebutuhan rakyat dan juga infrastruktur. Sehingga ada banyak dampak seperti bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
"Bicara soal utang, saya rasa tidak ada orang yang senang berutang, karena utang itu pasti ada kewajibannya. Kecuali hibah yang gak ada kewajibannya, tentu ituu adalah konsekuensi-konsekwensi pilihan. Kalau kita lihat, utangnya apa ? Infrastruktur," kata Maruarar.
Sekita dua bulan lalu Maruarar mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kegiatan Lintas Nusantara. Dalam kegiatan itu Maruarar mengaku menyaksikan langsung pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah.
"Di Sumatera Utara misalnya, bagaimana jalan tol itu progresnya luar biasa, pelabuhan-pelabuhan, bandara. Di Wamena bagaimana kita melihat pembangunan perbatasan kita dengan Papua Nugini," kata Maruarar.