Sepinya Pembangunan Pusat Perbelanjaan Tahun Ini akibat Sulitnya Perizinan
Susahnya izin membangun mal jadi alasan sedikitnya pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun hingga pertengahan tahun 2017 ini.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mal kini tengah menurun.
Kepala Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menjabarkan susahnya izin membangun mal jadi alasan sedikitnya pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun hingga pertengahan tahun 2017 ini.
"Pertumbuhan tahun ini sedikit banget, sebab di DKI misalnya agak susah izin, kalau daerah ujungnya break event pointnya (titik impas) jauh banget," ucap Stefanus Ridwan saat ditemui di Kantor Kementerian perdagangan, Selasa (18/7/2017).
Berkurangnya pembangunan juga dikarenakan pemasukan dari harga sewa yang rendah yang diminta para penyewa pusat perbelanjaan.
"Apalagi sekarang Hippindo (Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia) maunya harga sewa murah, fasilitasnya murah. Apalagi harga sewa itu dari tahun ke tahun tidak naik, yang ada turun," ungkap Stefanus Ridwan.
Pembangunan tahun ini pun dikatakan Stefanus lebih banyak terjadi di Pulau Jawa sehingga pangsa pasar dan jumlah konsumen mal berpusat di Jawa.
"Saya rasa yang sudah telanjur dibangun harus diselesaikan, itu saja yang akan diselesaikan. Contohnya Tunjungan Plaza 6 November ini diresmikan. Pakuwon Mal juga sudah. Yang ada paling extention, atau orang masih pikir-pikir kalau mau bangun yang baru untung atau tidak," ungkap Stefanus Ridwan.
Sedangkan jika ingin membangun mal baru di luar Jawa seperti di Kalimantan para investor masih kerap mempertimbangkan peluang dan pemasukan karena menurunnya pendapatan penduduk.
"Di luar Jawa seperti di Kalimantan, kalau mau bangun mal di sana income penduduknya lagi turun, seperti Balikpapan masih berat, Samarinda masih lumayan, harus ada pemulihan ekonomi, Ujungpandang masih bagus," tutur Stefanus Ridwan.