Otoritas Eropa dan AS Tutup Pasar Gelap Online AplhaBay dan Hansa Market
Cazes lantas bunuh diri di penjara tak lama setelah dirinya ditahan. Dia baru berusia 25 tahun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Otoritas Amerika Serikat dan Eropa Kamis (20/7/2017) kemarin menutup dua pasar gelap online terbesar dunia, yakni AplhaBay dan Hansa Market. Operator dari kedua situs ini juga ditangkap.
Sekadar informasi, AlphaBay yang kerap dikenal dengan sebutan dark net market, ditutup pada awal Juli bersamaan dengan ditahannya sang pendiri situs tersebut yaitu Alexandre Cazes. Cazes merupakan warga Kanada yang tinggal di Bangkok.
Menurut pihak kepolisian AS, Cazes lantas bunuh diri di penjara tak lama setelah dirinya ditahan. Dia baru berusia 25 tahun.
Pasca ditutupnya AlphaBay, para pengguna online beralih ke kompetitor utamanya Hansa Market.
Namun, pada Kamis kemarin, polisi nasional Belanda mengumumkan bahwa mereka sudah mengambil kontrol Hansa Market pada Juni dan telah mengoperasikannya sejak saat itu. Pihak kepolisian Belanda memonitor para vendor dan konsumen, sehingga bisa menghimpun informasi lengkap atas mereka yang terlibat dalam 50.000 transaksi yang terjadi.
Dua orang dikabarkan ditahan di Jerman pada Juni lalu, dengan tuduhan menjalankan Hansa Market.
Saat pasar gelap online ini ditutup, para pengguna mereka biasanya dengan cepat beralih ke pasar baru lainnya. Namun, kemarin, berita mengenai kerjasama kepolisian dunia menyebabkan komunitas pasar gelap panik.
"JANGAN MEMBUAT PESANAN BARU DI DNM MANAPUN SEKARANG," demikian pesan yang beredar di jejaring sosial Reddit pada Kamis. DNM meruakan kependekan dari dark net market.
Tambahan informasi saja, AlphaBay dan Hansa Market merupakan suksesor dari pasar gelap paling terkenal di dark net yaitu Silk Road. Situs ini ditutup otoritas pada Oktober 2013.
Menurut Departemen Kehakiman AS, bisnis AlphaBay tumbuh pesat di mana penggunanya mencapai 200.000 orang dengan jumlah vendor mencapai 40.000. Jumlah ini 10 kali lebih besar dari Silk Road.
Belakangan, situs ini mendapat sorotan karena banyak vendor yang menjual opioid sintetis, seperti fentanyl, yang memainkan peran sentral dalam epidemi overdosis nasional. Pihak kepolisian AS menyatakan, ada 122 vendor yang menawarkan fentanyl di situs tersebut.
Sementara itu, kepolisian Belanda menjelaskan Hansa Market memiliki sekitar 1.800 vendor yang menjual obat berbahaya sejenis.
"Ini merupakan investigasi kriminal terpenting di sepanjang tahun ini. Saya tidak ragukan lagi. Mayoritas aktivitas yang dilakukan adalah obat-obatan ilegal, sehingga memperburuk kasus penyebaran obat-obatan ilegal nasional," papar Attorney General Jeff Sessions pada konferensi pers kemarin.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber: New York Times