Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PT Indo Beras Unggul Diduga Terlibat Pengoplosan Beras Bersubsidi, Negara Rugi Rp 1,5 Triliun

Amran Sulaiman menyatakan, Satgas Pangan berhasil mengamankan beras sebanyak 1.162 ton yang disimpan di gudang PT Indo Beras Unggul.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in PT Indo Beras Unggul Diduga Terlibat Pengoplosan Beras Bersubsidi, Negara Rugi Rp 1,5 Triliun
WARTA KOTA/DWI RIZKI
Satgas Pangan menggerebek gudang beras PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengasbandung KM 60, Kelurahan Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis (20/7/2017) sekitar pukul 21.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang terdiri dari Mabes Polri, Kementerian Pertanian (Kementan), dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali mengungkap peredaran beras premium oplosan.

PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengasbandung KM 60, Kelurahan Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, digerebek pada Kamis (20/7/2017) sekitar pukul 21.00 WIB.

Gudang beras itu mereka pakai untuk memproduksi beras merek Maknyus dan Cap Ayam Jago.

Penggerebekkan tersebut dipimpin langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Ketua Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto, dan Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih.

Amran Sulaiman menyatakan, Satgas Pangan berhasil mengamankan beras sebanyak 1.162 ton yang disimpan di gudang PT Indo Beras Unggul.

Keseluruhan tersebut merupakan beras jenis IR 64 yang sebagian telah dikemas ulang menggunakan kemasan beras premium, sehingga dapat dijual hingga tiga kali lipat dibanding harga beras jenis IR 64.

Baca: Gudang Beras yang Digerebek Milik Grup TPS, Sahamnya di Lantai Bursa Langsung Melorot 24,9 Persen

Berita Rekomendasi

Baca: Modus Produsen Beras Mencurangi Konsumen: Dioplos dengan Beras Subsidi dan Dilabeli Beras Premium

"Beras yang kami temukan ini jenis IR 64 yang disubsidi pemerintah, dengan harga Rp 6.000 per kilogram hingga Rp 7.000 per kilogram. Rencananya akan dijadikan beras premium dengan harga jual tiga kali lipat lebih mahal menjadi Rp 20.400 per kilogram atau ada selisih Rp14 ribu," ungkapnya pasca-penggerebekan.

Menurutnya, ini merupakan pengungkapan kasus terbesar yang berhasil dibongkar pihaknya, dilihat dari kuantitas beras yang ditimbun dengan kerugian pemerintah diperkirakan lebih dari Rp 1,5 triliun.

"Ini jika bisa kita amankan mungkin bisa membuat inflasi kita lebih baik lagi. Karena beras menjadi faktor utama dalam inflasi,” ujarnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas