Pengembang Apartemen di Malaysia Incar Konsumen Indonesia
Country Garden Pacificview Sdn Bhd, perusahan pengembang reklamasi di Johor, Malaysia, saat ini tengah gencar menawarkan property Forest City kepada k
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Country Garden Pacificview Sdn Bhd, perusahan pengembang reklamasi di Johor, Malaysia, saat ini tengah gencar menawarkan property Forest City kepada konsumen di Indonesia. Menurut Lee Zhi Wei, Sales Manager Forest City Indonesia, pasar di Indonesia cukup potensial.
"Sudah ada beberapa konsumen Indonesia yang membeli unit-unit apartemen Forest City. Umumnya, untuk tujuan investasi," ujar Lee, Kamis (27/7/2017).
Untuk menggarap pasar di Indonesia, Country Garden Pacific View, sejak 17 Desember 2016 lalu sudah membuka kantor pemasaran di Jakarta. "Hingga saat ini, pembeli dari Indonesia terus meningkat," tambah Lee.
Menurut Lee, harga apartemen di Forest City relatif kompetitif bila dibandingkan dengan harga apartemen di pusat bisnis kota Jakarta. "Di Central Business District (CBD) Jakarta harganya sekitar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per meter persegi," ujar Lee.
Di Forest City, menurut Lee, apartemen tipe terkecil dengan ukuran 59 meter persegi, saat ini harganya sekitar Rp 2,1 miliar. "Sementara, untuk yang berukuran 72 meter persegi sekitar Rp 3,5 miliar dan yang terluas 172 meter persegi sekitar Rp 7,7 miliar," jelas Lee.
Forest City merupakan proyek reklamasi 4 pulau seluas 20 kilometer persegi di Iskandar, Johor, Malaysia. Kabarnya, ini adalah proyek reklamasi terbesar di Malaysia, dan bahkan Asia.
Di dalam Forest City terdapat beragam hunian menengah atas, properti komersial pusat belanja, resor, hotel, perkantoran, taman, tempat rekreasi, dan lain-lain.
Untuk merealisasikan Forest City, pengembang menganggarkan dana hingga 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.331 triliun. Seluruh pengembangan Forest City diproyeksikan akan rampung pada 2035 mendatang.
Reklamasi Pantura yang Tak Jelas Buka Peluang Pengembang Malaysia
Sementara itu, menanggapi aksi pemasaran perusahaan Malaysia tersebut, pengamat perkotaan Rudy Tambunan menilai wajar jika akhirnya banyak konsumen dari Indonesia yang tertarik dengan proyek reklamasi yang ditawarkan oleh pengembang dari negeri tetangga, Malaysia. "Bukan hanya karena dayatarik produk yang ditawarkan, tapi juga karena di sini kelanjutan proyek reklamasi kurang jelas dalam satu tahun belakangan ini," kata Rudy.
Secara konsep, menurut Rudy, produk property yang direncanakan di pulau reklamasi pantura Jakarta tidak kalah dengan yang ditawarkan pengembang negeri jiran.
"Sayangnya, di sini proses realisasi reklamasi tidak lancar seperti di sana. Terlalu banyak pihak yang mempermasalahkan sehingga semakin hari semakin tidak jelas masa depannya," jelas Rudy.