Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Bengkulu, Harga Garam Melonjak Sampai 300 Persen

"Mereka pesan biasanya 20--30 kilogram, kami tidak punya lagi stok, kami utamakan permintaan rumah tangga."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Di Bengkulu, Harga Garam Melonjak Sampai 300 Persen
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ani (50) pedagang kelontong melayani pembeli yang belanja garam gandu di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (26/7/2017). Saat ini stok garam di sejumlah pedagang kelontong di Pasar Kosambi sebagian besar habis karena pascalebaran sudah tidak ada lagi pasokan. Stok garam yang tersisa pun tinggal sedikit, itu pun hanya garam gandu yang dijual Rp 2.000 per batang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Pedagang bumbu masakan di pasar tradisional Kota Bengkulu menyatakan harga garam konsumsi naik tiga kali lipat atau 300 persen dari harga normal akibat kelangkaan pasokan.

Salah seorang pedagang, Ny Kusmi di Bengkulu, Senin, menyebutkan, biasanya harga garam konsumsi untuk kemasan 500 gram dijual Rp 2.000, dan sekarang dia terpaksa menjual Rp 7.000--8.000.

"Harganya naik karena kondisi pasokan yang tidak ada lagi, mau tidak mau jual seperti itu," kata dia.

Akibat keterbatasan stok, Ny Kusmi pun juga tidak bisa menyediakan permintaan dalam jumlah besar, seperti permintaan penggiat kuliner dan restoran.

"Mereka pesan biasanya 20--30 kilogram, kami tidak punya lagi stok, kami utamakan permintaan rumah tangga," kata dia lagi.

Para pedagang pun, lanjut dia juga khawatir garam induatri dikemas menjadi garam konsumsi dan beredar di pasaran. Hal itu mengingat sejumlah informasi dan pemberitaan menyebutkan bahan baku garam konsumsi kehabisan pasokan bahkan sejak dua bulan lalu.

"Kami sebagai pedagang tentu khawatir karena jika konsumen kenapa-kenapa komplain ke kami, bukan ke perusahaan, kami pasti ke depannya kehilangan pelanggan akibat itu," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, Kepala Gudang Perusahaan pengolahan garam di Bengkulu CV Abadi, Indra menyebutkan pihaknya memastikan garam industri tidak akan beredar menjadi garam konsumsi.

"Kami sebenarnya juga mengkhawatirkan hal yang sama. Kalau ada oknum yang mengedarkan garam industri, kami tentu juga takut orang berpikir itu hasil pengolahan kami karena cuma ada dua perusahaan pengolah garam di Bengkulu, dan satunya lagi milik pemerintah," kata Indra.

CV Abadi katanya memastikan garam industri tidak akan beredar dipasaran, pihaknya sudah bekerjasama dengan pihak terkait lainnya seperti dinas perindustrian dan perdagangan setempat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sumber: Kontan

 
 

Sumber: Antara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas