Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Buruh Mogok Dibiarkan Diduga Ada Pemindahan Kapal ke NPCT 1

Syaiful Hasan menilai ada pihak yang memainkan konspirasi pemindahan kapal di pelabuhan Tanjung Priok saat buruh mogok.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Buruh Mogok Dibiarkan Diduga Ada Pemindahan Kapal ke NPCT 1
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah massa yang tergabung dalam Serikat pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (31/7/2017). Aksi tersebut menuntut tindak lanjut Kementerian BUMN atas audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan pelanggaran hukum dan kerugian negara dalam proses perpanjangan kontrak JICT jilid II (2019-2039). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buruh Jakarta International Container Terminal telah dibiarkan mogok kerja. Hal ini berdampak kepada pelayanan pelabuhan yang buruk.

Direktur Indonesia Port Watch, Syaiful Hasan menilai ada pihak yang memainkan konspirasi pemindahan kapal di pelabuhan Tanjung Priok saat buruh mogok.

Pasalnya di pelabuhan NPCT-1 Syaiful menyebut ada proyek yang cacat tapi dipaksakan.

"Kapal-kapal dipindahkan kesana (NPCT-1) karena mogok (JICT) lalu diikat kontrak supaya pelabuhan yang dibangun serampangan tersebut bisa hidup. Tapi pelayanan jauh dari kata memuaskan," ujar Direktur Indonesia Port Watch, Syaiful Hasan, Minggu (6/8/2017).

Dalam hal ini, Syaiful melihat ada pihak yang sengaja membiarkan mogok JICT berlarut. Sehingga pelabuhan NPCT-1 yang dibangun era Dirut Pelindo II RJ Lino tersebut bisa terisi.

"Bayangkan biaya proyek pembangunannya (NPCT) hampir 2 kali lipat dari pelabuhan Teluk Lamong dengan kapasitas yang sama.

Hal yang juga mencurigakan menurut Syaiful adalah peralatan di Teluk Lamong jauh lebih modern. Menurut Syaiful pelabuhan tersebut diduga terindikasi korupsi.

Berita Rekomendasi

"Jika hasil audit investigatif BPK soal pelabuhan, kelar itu (NPCT)," ungkap Syaiful.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas