Gerindra: Pemerintah Jangan Persulit Petani Gula
Menumpuknya gula hasil petani sebanyak ribuan ton di berbagai daerah harus segera disikapi serius oleh pemerintah.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menumpuknya gula hasil petani sebanyak ribuan ton di berbagai daerah harus segera disikapi serius oleh pemerintah. Pemerintah harus segera mencari jalan keluar demi kelangsungan hajat hidup para petani gula.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo. Edhy menilai, regulasi yang dikeluarkan harus memudahkan dan menguntungkan petani.
"Selain mencabut PPN, pemerintah juga harus memberi kelonggaran terkait SNI. Pada prinsipnya gula bukanlah sesuatu yang berbahaya untuk dikonsumsi, kecuali bagi pengidap penyakit gula. Karena itu, pemberian label SNI harus lebih fleksibel," kata Edhy melalui pesan singkatnya, Minggu (27/8/2017).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menuturkan, jangan hanya karena warna gula sedikit kuning langsung dinyatakan tidak SNI dan pabriknya langsung ditutup.
Pemerintah perlu arif dan bijaksana bahwa rata-rata pabrik milik petani sudah berusia tua dan kalah oleh pihak swasta yang alatnya lebih modern.
"Pemerintah seharusnya mengajak diskusi dan memberikan edukasi kepada petani, bukannya langsung mengeksekusi," tegasnya.
Masih kata Edhy, pemerintah juga harus memiliki neraca kebutuhan gula yang tepat dan jelas agar dapat memprediksi kebutuhan gula dan menjaga stabilitas harga. Gula hasil petani pun harus disesuaikan harganya agar dapat bersaing dengan gula impor.
Menurutnya, sangat ironis bila gula hasil impor dapat laku di pasaran, sementara gula hasil petani kita sendiri tak laku dan menumpuk di gudang. Apalagi ada dugaan gula impor sudah menyasar konsumen gula petani.
"Kalau kondisinya terus menerus seperti ini lebih baik pemerintah jangan melakukan impor gula sebelum gula dari petani lokal laku di pasaran. Baik di sektor industri hingga kebutuhan rumahan," ujarnya.
Lebih lanjut Edhy mengatakan, pemerintah harus pro kepada rakyat. Kebijakan yang dikeluarkan harus memikirkan hajat hidup petani.
Kalau terus menerus petani gula merasakan hal seperti ini, bisa berdampak tidak produktifnya petani gula, ekenomi dan daya beli petani menjadi lemah, serta berpeluang menambah angka kemiskinan.
Presiden Jokowi pernah berjanji akan membangun 10 pabrik gula baru saat kampanye lalu.
"Sampai saat ini jangankan satu pabrik tercipta, pabrik yang lama saja tidak diperhatikan, dan hajat hidup petani gula semakin tertekan karena kesulitan dalam pemasaran. Sekali lagi, penguasa harus berpihak kepada kaum tani," tuturnya.
"Fraksi Gerindra akan tetap mengawal hajat hidup para petani. Karena Gerindra lahir dan berdiri salah satunya karena dukungan kaum tani," tandasnya.