Kerugian Pertamina Rp 12 Triliun Bisa Membengkak karena Kebijakan BBM Satu Harga
"Potensi akan terus naik sampai Rp 20 - Rp 25 triliun, apalagi titik- titik BBM penugasan terus meningkat walau harga BBM juga trennya meningkat"
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (persero) menelan kerugian Rp 12 triliun akibat penugasan penjualan bahan bakar minyak (BBM) satu harga di semua daerah di Indonesia.
Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, menilai potensi kerugian Pertamina bisa terus bertambah akhir tahun.
Apalagi kata Komaidi ada banyak daerah terpencil yang membuat biaya ongkos Pertamina bertambah.
"Potensi akan terus naik sampai Rp 20 - Rp 25 triliun, apalagi titik- titik BBM penugasan terus meningkat walau harga BBM juga trennya meningkat," ujar Komaidi di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Baca: Rugi Rp 12 Triliun, Pertamina Tak Wajib Bayar Pajak
Komiaidi menyarankan pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM jenis Premium. Tujuannya untuk mengurangi kerugian yang diderita perusahaan BUMN tersebut.
Komaidi memaparkan kenaikan harga BBM Premium tidak perlu besar, cukup di angka Rp 25 - 75 per liter. Jika hal itu dilakukan sejak awal tahun, Komaidi yakin bisa membantu Pertamina bangkit dari kerugian.
Baca: Trafik Pergerakan Pesawat di Bandara Utama Indonesia Akan DItambah Mulai Tahun Depan
"Harusnya itu (kenaikan harga BBM Premium) sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, walau kecil kenaikannya tapi kalau dikalikan berapa hari dan volume maka besar juga akhirnya (pendapatan)," papar Komaidi.