Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dari Semak Belukar Warga Menyulap Jadi Sapu

Sapu gelagah buatan warga Botosari ini rupanya telah dijual hingga ke luar kota seperti Kudus, Solo hingga luar Jawa Tengah.

Penulis: Muh Radlis
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dari Semak Belukar Warga Menyulap Jadi Sapu
Tribun Jateng/M Radlis
warga merajut sapu dari tanaman semak belukar gelagah. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Bupati Pekalongan, Asif Kholbihi mendatangi sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

Asip bahkan menginap di rumah warga dan berdialog dengan warga pengrajin sapu gelagah, Rabu (27/8/2017).

Seorang perajin bernama Fadoli, mengatakan, usaha sapu gelagah ini merupakan turunan nenek moyang. Sejak dulu, warga Desa Botosari mayoritas berprofesi sebagai pembuat sapu gelagah.

"Ini turunan dari nenek moyang," kata Fadoli yang mengaku hanya membutuhkan waktu sejam menyelesaikan satu sapu gelagah.

warga merajut sapu dari tanaman semak belukar gelagah.q
Warga merajut sapu dari tanaman semak belukar gelagah. (Tribun Jateng/M radlis)

Sapu gelagah buatan warga Botosari ini rupanya telah dijual hingga ke luar kota seperti Kudus, Solo hingga luar Jawa Tengah.

Perajin lain, Kasir, mengaku sapu gelagah inilah yang menjadi mata pencarian utama warga.

Berita Rekomendasi

Kasir bahkan bisa mengantongi keuntungan bersih Rp 5 juta setiap bulannya dari penjualan sapu itu.

"Alhamdulillah bersih bisa dapat Rp 5 juta sebulan. Bisa sekolahkan anak dan penuhi kebutuhan keluarga," kata Kasir.

Untuk satu sapu gelagah dijual bervariasi sesuai motif, tingkat kesulitan dan kualitas gelagah.
"Dari Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu per sapu," katanya.

Kepala Desa Botosari, Abu Tal'ah, mengatakan, dari total 2.400 warganya, 70 persen diantaranya merupakan perajin sapu gelagah.

"Sisanya petani," kata Abu.

Seiring permintaan pasar, tanaman gelagah yang ada di Desa Botosari tak lagi bisa mencukupi jumlah pembuatan sapu meski ada warga yang mengkhususnya kebunnya untuk tanaman gelagah.

Untuk memenuhi permintaan gelagah, perajin harus membeli tanaman gelagah hingga ke daerah Kalibening, Banjarnegara.

Abu mengatakan, tanaman gelagah merupakan tanaman jenis semak semak namun bisa dikembang biakkan.

"Tingginya setinggi orang dewasa. Ada banyak di sini, di hutan dan di kebun warga. Tapi sudah tidak mencukupi untuk pembuatan sapu, jadi perajin harus membeli ke Kalibening," kata Abu.

Terkait masalah minimnya bahan baku pembuatan sapu gelagah, Asip berjanji akan berkoordinasi dengan PT Perhutani agar lahannya bisa dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman gelagah.

"Pasti kami bantu, nanti saya akan coba minta ke Perhutani agar lahannya bisa dimanfaatkan warga. Desa ini sangat baik, ekonomi masyarakat naik karena kerajinan sapu gelagah ini," kata Asip.

Tak hanya membantu untuk lahan menanam gelagah, di depan warga Asip juga berjanji akan memudahkan perajin terkait permodalan.

"Buatkan kelompok usaha, lewat kelompok usaha ini nantinya akan dijembatani untuk memperoleh modal dengan bunga rendah dari pemerintah atau lembaga perbankan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas