Kinerja TLKM Diprediksi Bakal Terus Kinclong Hingga Akhir Tahun
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) diperkirakan mampu mencatat kinerja positif hingga akhir tahun 2017
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) diperkirakan mampu mencatat kinerja positif hingga akhir tahun 2017 seiring terus kinclongnya laporan keuangan operator pelat merah itu hingga kuartal ketiga 2017.
Dalam kajian yang dikeluarkan Deutsche Bank Market research untuk 28 Oktober 2017 dinyatakan sebenarnya kinerja Telkom bisa lebih besar dari realisasi hingga kuartal ketiga 2017, karena ada sekitar Rp 1 triliun potensi pendapatan belum tercatat.
“Ini artinya Telkom bisa memberikan keuntungan sesuai dengan kajian yang kami buat sebelumnya dan sesuai dengan konsensus 2017,” tulis kajian itu.
Dalam kajian yang dikeluarkan sebelumnya, Deutsche Bank Market research memprediksi pada tahun 2017 Telkom bisa meraih pendapatan Rp 129,331 triliun dengan laba bersih Rp 22,775 triliun.
Sedangkan dalam kajian yang dikeluarkan CIMB terkait kinerja kuartal ketiga 2017 dari Telkom menyatakan kinerja yang dihasilkan emiten Halo-halo itu sesuai dengan prediksi.
Di layanan seluler terlihat ada pertumbuhan tetapi bisnis fixed line menunjukkan kinerja menjanjikan berkat produk IndiHome dan pelanggan korporasi.
Sebelumnya, Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menyatakan saat ini pertumbuhan data menjadi salah satu penyumbang penghasilan Telkom selain dari telepon dan SMS.
Dalam kalkulasinya, Telkom memiliki ruang pertumbuhan yang cukup besar hingga akhir tahun ini.
“Saat ini, saham Telkom juga cukup menarik, mengingat beberapa waktu yang lalu asing mencatatkan aksi jual yang sangat signifikan. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai melakukan akumulasi beli saham operator itu,” katanya.
Asal tahu saja, Telkom hingga sembilan bulan pertama tahun 2017, membukukan laba bersih sebesar Rp 17, 92 triliun. Perolehan tersebut naik 21,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,73 triliun.
Adapun total pendapatan per akhir September 2017 mencapai Rp 97 triliun atau tumbuh 12,5 persen dari kuartal III 2016 sebesar Rp 86,19 triliun dan EBITDA tumbuh 12,8 persen menjadi Rp 50 triliun dari sebelumnya Rp 44,38 triliun.