TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan industri start up di Indonesia makin pesat. Hal ini membuat kreativitas bisnis digital semakin beragam.

Jukir, sistem aplikasi perparkiran ini dibuat sebagai solusi untuk memudahkan transaksi parkir menuju era non-tunai dan non-cabang di Indonesia.

Pendiri Jukir, Budi Hartono percaya bahwa pendapatan daerah dan keberadaan juru parkir liar dapat diintegrasikan ke dalam satu sistem yang transparan.

"Sudah saatnya parkir liar direvitalisasi secara bertahap agar para juru parkir liar dapat diperlakukan secara baik sekaligus menekan penyelewengan," ujar Budi Hartono di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Baca: Promosi Pariwisata Indonesia di Arab Hasilkan Transaksi Rp 34,9 Miliar

Menurutnya, aplikasi Jukir akan dilengkapi dengan fitur JU-PAY sebagai payment gateway dan berbagai fitur pembelian dan transaksi online lainnya seperti JU-BLI (untuk pembayaran PPOB), JU-TIX (untuk pembelian ticket pesawat, kereta, dan cinema), dan JU-BANG (transaksi antar bank).

Saat ini, kata Budi, Jukir telah dikembangkan di beberapa kota seperti Bekasi, Tangerang, Makassar, Banjarmasin, dan Pangkal Pinang.

"Selanjutnya, JUKIR akan merambah ke berbagai kota besar seperti Jakarta," ujar Budi.

Harapan Budi, dengan menggunakan JU-PAY, masyarakat pengguna jasa parkir ke depannya tidak lagi bertransaksi secara tunai.

Dia melihat momentum ini adalah awal yang baik untuk mendukung pembangunan Smart City di kota-kota besar di Indonesia sekaligus menunjang kualitas hidup yang lebih baik bagi para Juru Parkir pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Dalam upaya mensosialisasikan ke masyarakat, lanjut dia, Jukir menjadi salah satu Boothstrap Alley di acara Tech in Asia 2017.

Konferensi teknologi ini diselenggarakan di 3 negara Indonesia, Singapura, dan Tokyo.

Di Indonesia diadakan di Jakarta Convention Center, Senayan, 1-2 November 2017 yang lalu.