Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Delegasi KEIN Kunjungi Lab Nuklir Terbesar Amerika Serikat

Tujuan kunjungan untuk belajar tentang thorium guna mempelajari teknologi nuklir generasi maju.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Delegasi KEIN Kunjungi Lab Nuklir Terbesar Amerika Serikat
IST
Kunjungan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia ke Laboratorium nuklir pertama dan terbesar di Amerika Serikat, Argonne National Laboratory yang terletak tak jauh dari Kota Chicago, Jumat (3/11/2017) silam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laboratorium nuklir pertama dan terbesar di Amerika Serikat, Argonne National Laboratory yang terletak tak jauh dari Kota Chicago mendapat kunjungan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia, Jumat (3/11/2017) silam.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (11/8/2017), Ketua Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral Komite Ekonomi dan Industri Republik Indonesia, Zulnahar Usman menyebut tujuan kunjungan untuk belajar tentang thorium guna mempelajari teknologi nuklir generasi maju.

Hal itu, dimaksudkan sebagai langkah persiapan menghadapi bilamana Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memanfaatkan tenaga nuklir sebagai bauran energi.

Zulnahar menjelaskan, satu di antara agenda utama kunjungan adalah mengetahui dan mempelajari pembangkit tenaga nuklir jenis Molten Salt Reactor (MSR) yang saat ini sedang dipertimbangkan pemerintah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama yang diharapkan dapat beroperasi sebelum tahun 2025.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi KEIN diterima Jordi Roglans-Ribas, Kepala Divisi Nuclear Engineering Argonne National Laboratory dan beberapa personel inti divisi Nuclear Engineering lainnya.

Delegasi KEIN juga sempat mengunjungi PLTN Braidwood jenis konvensional dengan tipe Pressurized Water Reactor yang sudah berumur lebih dari 30 tahun dan sampai saat ini masih beroperasi dengan baik tanpa ada masalah, bahkan menurut statistik PLTN adalah pembangkit listrik yang memiliki tingkat keselamatan tertinggi.

"Pemanfaatan tenaga nuklir adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia mengingat energi primer Indonesia seperti halnya batubara, minyak dan gas akan segera habis paling lama 2035 dan persiapan untuk mengantisipasi hal tersebut harus segera di lakukan," kata Zulnahar Usman, dalam kata sambutan dalam rapat dengan Argonne.

Dikatakan Zulhanar, jika Pemerintah memutuskan untuk membangun PLTN, maka selain dari faktor keselamatan, salah satu kriteria utama lainnya adalah pembangkit tersebut harus dapat bersaing dengan PLT batubara dari segi biaya.

Menurut beberapa laporan, kata Zulhanar, jenis reaktor PLTN yang secara ekonomis dapat bersaing dengan PLT Batubara adalah PLTN dengan jenis Molten Salt Reactor yang secara popular di Indonesia dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT).

"Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir berbasis Thorium Molten Salt Reactor yang secara ekonomis dapat bersaing dengan harga BPP batubara dapat menjadi terobosan bagi masyarakat untuk mendapatkan listrik murah dan handal yang secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan ketersediaan energi bagi industri yang akan secara langsung meningkatkan daya saing industri kita," ujarnya.

Saat ini, Argonne National Laboratory sedang melakukan berbagai kajian maupun simulasi terhadap beberapa desain reaktor MSR yang ada dan salah satu desain yang akan dipakai sebagai referensi adalah desain MSR milik Thorcon Power yang pada tahun 2015 telah melakukan MoU dengan Pertamina dan PLN untuk melakukan investasi dalam pengembangkan dan pembangunan PLTT.

Melalui Program Manager Simulasi MSR, Dr Tanju Sofu dijelaskan, desain Thorcon memiliki beberapa keunggulan, yakni tingkat keekonomisan yang tinggi dibanding desain MSR lainnya dan dapat dibangun dan diimplementasikan segera, di mana sangat cocok bagi negara berkembang seperti Indonesia yang belum pernah memiliki pengalaman mengoperasikan PLTN secara komersial sebelumnya.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi mengusulkan kerja sama antara Argonne National Laboratory dengan Indonesia dalam proses persiapan percepatan pembangunan PLTN pertama Indonesia.

Usul tersebut disambut baik Jordi Roglans-Ribas. Diharapkan, dalam waktu dekat dapat dilakukan kunjungan balasan ke Indonesia dan diteruskan dengan program kerja sama tahun 2018 dalam beberapa sektor, antara lain pelatihan dalam teknologi reaktor generasi maju bagi mahasiswa dan enjiner-enjiner muda Indonesia.

Ditambahkan Zulnahar, Pemerintah RI harus segera mengambil kebijakan yang progresif dalam hal ini untuk kepentingan masyarakat dan bangsa yang mana energi nuklir berbasis thorium dapat menjadi solusi dalam ketahanan energi dan menjadikan Bangsa Indonesia sebagai negara terdepan dalam teknologi nuklir generasi maju.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas