Mastercard hari ini (20/11/2017) meluncurkan Priceless Causes di Indonesia guna memberdayakan para pemegang kartu kredit Mastercard untuk saling berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Dengan memanfaatkan jaringan global dari Mastercard, peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen Mastercard untuk membawa perubahan; berkontribusi positif kepada masyarakat serta mewujudkan misi perusahaan untuk memutus siklus kemiskinan.

Mastercard Donations Platform, sebagai program pertama yang diluncurkan dibawah program payung Priceless Causes, akan menghubungkan para pemegang kartu kredit Mastercard dengan suatu tujuan sosial yang dekat di hati mereka melalui cara berdonasi yang mudah dan aman – dengan berdonasi setiap kali mereka bertransaksi menggunakan kartunya atau satu kali. Dengan fleksibilitas, control, serta transparansi yang maksimal, para pemegang kartu akan mendapatkan pengalaman berdonasi yang sangat mudah dan nyaman.

Mastercard bekerja sama dengan PT. Bank Central Asia sebagai acquiringbank yang memproses semua donasi melalui Mastercard Donations Platform.

Dalam rangka merayakan peluncuran serta menyambut Hari Memberi Internasional (International Day of Giving) (28 November – Giving Tuesday), Mastercard akan memberikan donasi sebesar Rp 135.000.000,- kepada masing-masing dari empat mitra yayasan Indonesia, yaitu Yayasan Pansophia Nusantara, Save the Children (Yayasan Sayangi Tunas Cilik), Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), dan Yayasan Wadah Titian Harapan. 

“Di Mastercard, setiap harinya kami menjalankan etos kami ‘Doing Well by Doing Good’, dan melalui peluncuran ini, kami memfasilitasi kegiatan berdonasi sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari para pemegang kartu Mastercard. Dengan Mastercard Donations Platform, para pemegang kartu Mastercard dapat dengan mudah mengatur donasi dengan setiap transaksi mereka. Melalui kerja sama dengan beberapa yayasan lokal, Mastercard senang dapat membantu meningkatkan kesadaran berdonasi dan menambah sumber-sumber donasi baru. Kami sangat bangga dapat memanfaatkan teknologi yang kami miliki untuk meningkatkan standar kehidupan serta memutus siklus kemiskinan,” ujar Safdar Khan, Division President Indonesia, Malaysia, dan Brunei Mastercard.

Berdasarkan Mastercard Ethical Spending and Charitable Giving Survey, 52% masyarakat Indonesia telah turut berkontribusi terhadap kegiatan amal pada tahun 2016. Penelitian yang sama menunjukkan bahwa 64,5% responden di Indonesia memilih pendidikan dan kesehatan anak-anak sebagai salah satu tujuan sosial utama yang mendorong mereka untuk memberikan donasi. Selain itu, mereka juga peduli terhadap inisiatif atau kegiatan yang dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan (61,6%) serta memberikan bantuan bagi kaum wanita yang membutuhkan (39,4%).

 Empat mitra yayasan Indonesia yang berpartisipasi pada platform ini adalah:

1. Yayasan Pansophia Nusantara, yayasan yang bertujuan ingin memberikan pendidikan berkualitas dan gizi yang baik kepada anak-anak usia 3 hingga 5 tahun guna memberi anak-anak fondasi pembangunan karakter yang baik dan menanamkan rasa kebajikan, solidaritas, tanggung jawab, serta rasa ingin tahu pada usia dini.
2. Save the Children (Yayasan Sayangi Tunas Cilik), yayasan yang memiliki tujuan ingin membawa perubahan di 120 negara, termasuk di Indonesia, dengan memberikan anak-anak hak untuk hidup, perlindungan, perkembangan, dan partisipasi dalam pendidikan agar mencapai perubahan yang segera dan kekal dalam hidup mereka.
3. Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), yang memiliki misi ingin memberikan kesempatan kepada kaum muda yang terpinggirkan, dan mendorong mereka untuk menjadi lebih mandiri melalui pendidikan dan akses ekonomi untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Saat ini, YCAB telah membantu lebih dari 3,3 juta kaum muda dan menargetkan untuk membantu hingga 5 juta kaum muda di tahun 2020.
4. Yayasan Wadah Titian Harapan, yayasan yang ingin membantu memenuhi kebutuhan para wanita dan masyarakat di sekitarnya dengan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan, kegiatan masyarakat dan budaya, dengan tujuan untuk memutus siklus kemiskinan.