Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

YLKI Protes SPBU Asing Jual BBM Ron 89 Murah

Menurut Tulus, pengoperasian SPBU asing yang menjual BBM kualitas rendah tersebut, tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in YLKI Protes SPBU Asing Jual BBM Ron 89 Murah
Syahrizal Sidik/Tribunnews.com
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik beroperasinya SPBU asing yang menjual BBM RON 89 dengan harga rendah.

YLKI berharap agar pemerintah fokus menjual BBM dengan kualitas lebih dan bukan sebaliknya.

"Negara lain berjibaku untuk lolos Euro3 dan Euro 4, sementara Indonesia belum lolos dengan Euro 2, karena melanggengkan BBM RON rendah,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, Minggu (26/11/2017).

Menurut Tulus, pengoperasian SPBU asing yang menjual BBM kualitas rendah tersebut, tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Baca: Bandara Lombok Ditutup Pasca-Erupsi Gunung Agung

Baca: Anies Makan Malam Bersama Ulama di Balaikota Sebelum Tausiah Kebangsaan

Termasuk, kebijakan energi bersih serta energi baru dan terbarukan.

Berita Rekomendasi

Karena itu, target Indonesia untuk mengurangi produksi karbon hingga 26 persen pada 2030, hanya mimpi di siang bolong.

"Mengapa pula Menteri ESDM dan jajarannya menyambut gegap gempita beroperasinya SPBU tersebut, yang konon perizinannya pun sangat mudah?” kata Tulus.

Terkait hal itu, Tulus menyebut, bahwa dukungan Pemerintah terhadap SPBU itu, justru memunculkan berbagai anomali.

Pasalnya penjualan BBM oktan rendah tidak sesuai roadmap, yang seharusnya mengurangi konsumsi dan distribusi BBM beroktan rendah.

"Ini namanya tidak konsisten dan langkah mundur,” kata Tulus.

Kalaupun RON yang dijual adalah 89, YLKI ingin BBM tersebut harus diuji terlebih dahulu di laboratorium independen.

Bahkan menurut Tulus, keberadaan RON 89 itu sendiri juga merupakan anomali.

"Sekalipun mengantongi RON 89, tetap jauh dari standar Euro2,” papar Tulus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas